Sosok.ID - Ketegangan India dan China diketahui meningkat, terlebih setelah perang tangan kosong berlangsung di perbatasan yang disengketakan pada Juni 2020 lalu.
Pada saat itu, bentrokan mematikan antara pasukan kedua negara telah menewaskan 20 tentara India, dengan korban tewas dari China tidak disampaikan namun diyakini ada.
Permusuhan dua negara itu membuat India memutuskan untuk mengubah nama "buah naga" menjadi "kamalam", dengan alasan buah itu mengingatkan mereka pada China.
Padahal, buah dari spesies kaktus liar tersebut sejatinya berasal dari Amerika Selatan dan Tengah, yang disebut dengan pitaya atau pitahaya.
Kepala Menteri Gujarat Vijay Rupani mengatakan bahwa negara mengusulkan untuk mengganti nama buah naga menjadi 'kamalam'.
Buah naga “kedengarannya tidak sesuai”, kata Rupani, dikutip Sosok.ID dari The Indian Express, Jumat (22/1/2021).
India menganggap 'kamalam' tepat digunakan untuk menggantikan nama buah naga karena karakteristik fuchsia 'paku' atau 'kelopak' buahnya mengingatkan pada teratai yang sedang mekar.
Kamalam dalam bahasa Sansekerta berarti bunga teratai, di mana bunga itu dianggap suci bagi umat Hindu sekaligus merupakan bunga nasional India.
Sementara India diidentikkan dengan Gajah, China sering disandingkan dengan naga.
Dalam siaran Mann Ki Baat pada 26 Juli tahun lalu, Perdana Menteri India Narendra Modi memuji para petani Kutch karena telah membudidayakan buah naga dan mengadopsi praktik-praktik inovatif, menyebutnya sebagai "semangat kemandirian".