Sosok.ID - Bentrokan di perbatasan India-China pada musim panas lalu mengakibatkan kematian dalam pertempuran pertama selama 45 tahun.
Menteri Luar Negeri India Subrahmanyam Jaishankar mengatakan pada hari Selasa (12/1/2021) bahwa kepercayaan dengan China telah sangat terganggu setelah kejadian itu.
Hubungan dengan Amerika Serikat, di sisi lain, kemungkinan besar akan meluas di bawah pemerintahan baru di Washington, kata diplomat tinggi India pada konferensi Reuters Next, dikutip Sosok.ID dari Reuters.
Ketegangan dengan China meletus pada bulan Juni 2020 di bagian perbatasan yang disengketakan di Himalaya barat.
Ketika itu, 20 tentara India tewas dalam pertempuran tangan kosong yang brutal, sementara China menderita jumlah korban yang tidak ditentukan dalam bentrokan.
China menolak untuk membicarakan jumlah korbannya. Tetapi diyakini, tentara Beijing juga tewas dalam pertempuran yang bermodalkan batu, pentungan, dan peralatan seadanya itu.
Bahkan ada yang menyebut bahwa korban China lebih banyak daripada India.
Diketahui kedua belah pihak telah dikerahkan secara besar-besaran di daerah yang diperebutkan, dan eskalasi tersebut menimbulkan krisis militer paling serius antara negara tetangga yang bersenjata nuklir selama beberapa dekade itu.
Baca Juga: Lagi-lagi Tentaranya Dicokok India,China'Mengemis' agar Pasukannya Dikembalikan!
“Setelah 45 tahun, Anda benar-benar mengalami pertumpahan darah di perbatasan. Dan itu berdampak besar pada opini publik dan politik. ... benar-benar dampak kepercayaan dan keyakinan di India yang terkait dengan China dan hubungan mereka. Itu sangat terganggu,” kata Jaishankar.
Kedua negara berperang di perbatasan pada tahun 1962, tetapi hingga musim panas lalu mereka sebagian besar telah menutup ketegangan di sepanjang Garis Kontrol Aktual (LAC), perbatasan de facto, sambil memperluas hubungan komersial.