Sosok.ID - Dunia sedang menarasikan kemunculan China sebagai negara adidaya baru menggantikan Amerika Serikat (AS) dari struktur kekuatan global.
China yang bangkit dengan kuat dari krisis ekonomi global yang berkembang karena pandemi Covid-19 dan kebijakan pengucilan sekutu Donald Trump dalam NATO selama empat tahun terakhir telah mendorong narasi tersebur ke depan secara signifikan.
China telah menjadi kekuatan ekonomi global, dan diperkirakan akan melampaui AS sebagai ekonomi terbesar di dunia pada tahun 2028.
Dikutip dari The Print, China masih tertinggal tetapi sedang dalam perjalanan untuk melampaui AS dalam kekuatan militer dengan peningkatan pengeluaran untuk teknologi senjata dan mengembangkan beberapa senjata rahasia.
Tidak ada keraguan atas China memperoleh kekuatan ekonomi dan militer yang lebih unggul daripada AS lebih cepat daripada nanti, tetapi pertanyaannya adalah, dapatkah China menjadi negara adidaya yang tangguh dan lengkap seperti AS selama delapan dekade terakhir?
Ketika Uni Soviet bersaing dengan AS untuk mengklaim status adikuasa selama periode Perang Dingin, itu agak menyamai kekuatan Amerika dalam memimpin aliansi dan kekuatan militer.
Namun, pada puncak kekuasaannya, Uni Soviet tidak pernah bisa menandingi dominasi AS secara ekonomi atau budaya.
Seperti Uni Soviet di masa lalu, China kini menghadapi beberapa tantangan geopolitik dan budaya sebelum bisa mencapai status adidaya global serupa dengan AS.
China tidak dapat bercita-cita untuk mendapatkan rasa hormat dan penerimaan yang sama di seluruh dunia, bahkan jika kekuatan ekonomi dan militernya mengalahkan AS, kata The Print.
AS yang demokratis akan selalu memiliki keunggulan ideologis, politik, dan budaya dibandingkan dengan Komunis China.