Setelah pemilihan umum pada 2019, kasus itu dipindah ke pengadilan pidana.
Saat itu, Anchan mengaku bersalah dalam upaya untuk meminta keringanan hukuman karena membagikan rekaman.
Anchan mengaku bersalah atas 29 dakwaan terpisah.
Dari permohonan itu, Anchan yang semula dijatuhi hukuman 87 tahun penjara mendapat keringanan.
Kini, ia dijatuhi hukuman 43 tahun penjara.
Menurut pengacara Anchan, Pawinee Chumsri, hukuman yang diterima kliennya adalah hukuman yang paling berat dalam sejarah kasus lese majeste.
"Ini adalah hukuman penjara tertinggi yang pernah ada dalam kasus lese majeste," katanya kepada Reuters.
Diketahui, warga sipil di Thailand bisa terjerat hukum lese majeste hanya dengan menyukai atau mengomentari postingan berbau kritik terhadap kerajaan Thailand.
Pada 2018 lalu, hukum lese majeste sempat dihentikan sebagai langkah, yang menurut Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha adalah "belas kasihan Yang Mulia".
Namun, hukum itu diberlakukan kembali tahun lalu setelah para demonstran mulai melakukan aksi protes dan memberontak secara terbuka mengkritik monarki.