Sosok.ID - Sepertinya kata kalah tak ada dalam kamus hidup Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
Berhasil dipukul mundur oleh Joe Biden dalam Pemilu AS 2020 dengan kemenangan telak, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump justru ngotot klaim kemenangannya.
Santer dikabarkan sang presiden bahkan sampai menekan pejabatnya sendiri untuk membatalkan kemenangan Joe Biden.
Rekaman telepon sang Presiden dengan pejabatnya tersebut pun viral hingga jadi omongan seantero negeri.
Presiden Amerika Serikat (AS) petahana Donald Trump menginginkan agar Georgia membatalkan kemenangan Joe Biden.
Dilansir The Guardian, melalui sambungan telepon pada Sabtu lalu, Trump menekan sekretaris negara bagian Georgia Brad, Raffensperger, untuk menolak mengakui kemenangan Biden.
The Washington Post memperoleh rekaman percakapan itu, di mana ini diakui Trump di Twitternya.
"Kami sekarang memiliki bukti tak terbantahkan tentang seorang presiden yang menekan dan mengancam seorang pejabat partainya sendiri untuk membuatnya mencabut penghitungan suara resmi negara bagian yang sah dan bersertifikat dan membuat yang lain sebagai gantinya," kata penasihat senior Biden, Bob Bauer.
The Post mempublikasikan panggilan lengkapnya.
"Orang-orang Georgia marah, orang-orang di negara itu marah," kata Trump.
"Dan tidak ada yang salah dengan mengatakan, kamu tahu, um, bahwa kamu telah menghitung ulang," ujar Trump dalam sambungan teleponnya.
Raffensperger adalah seorang Republikan yang telah menjadi bête noire atau orang yang kurang disukai di antara pendukung Trump karena berulang kali mengatakan kemenangan Biden di negaranya adalah adil.
Dalam sebuah pesta, Raffensperger pernah berkata, "Tuan Presiden, tantangan yang Anda miliki adalah, data yang Anda miliki salah."
Raffensperger dikenal berani menentang keinginan Trump.
"Jadi lihat, yang ingin saya lakukan adalah ini, saya hanya ingin mendapatkan 11.780 suara, satu lebih banyak dari yang kami miliki."
"Karena kita memenangkan negara," kata Trump saat menelepon Raffensperger.
"Tidak mungkin saya kehilangan Georgia. Tidak ada jalan. Kami memenangkan ratusan ribu suara," ujar presiden bersikeras.
Trump gagal memenangkan Georgia, negara bagian yang tidak pernah luput dari genggaman Republik.
Namun, untuk pertama kalinya sejak 1992, yakni pada Pemilu 2020 lalu, Georgia direbut Demokrat.
Hasil pemungutan dan perhitungan suarapun telah disertifikasi.
Upaya untuk menekan Partai Republik di negara bagian lain telah gagal, sebagaimana upaya hukum lainnya.
Kemenangan Joe Biden dan Kamala Harris akan diratifikasi oleh Kongres pada Rabu mendatang.
Kemudian, presiden terpilih dari Partai Demokrat ini akan dilantik sebagai Presiden AS ke 46 pada 20 Januari.
Rencana ini tetap berjalan walaupun ada 12 senator, sebagian besar dari Partai Republik yang keberatan.
Setelah itu, Trump harus keluar dari Gedung Putih dan pindah ke kediamannya pribadi.
Dalam email ke Guardian, profesor hukum Universitas Richmond, Carl Tobias, mengatakan Trump mungkin dalam bahaya hukum setelah Biden dilantik.
Direktur eksekutif Citizens for Responsibility and Ethics di Washington, Noah Bookbinder, malah menyarankan agar Trump dimakzulkan untuk kedua kalinya, kurang dari dua minggu sebelum dia keluar Gedung Putih.
"Presiden Amerika Serikat telah tertangkap dalam rekaman mencoba mencurangi pemilihan presiden," kata Bookbinder.
"Ini adalah titik terendah dalam sejarah Amerika dan perilaku yang tidak dapat disangkal lagi. Itu tak terbantahkan dan menghancurkan."
Mengutip dari Tribunnews, sebanyak 10 mantan menteri pertahanan Amerika Serikat menyatakan bahwa Pemilu AS 2020 telah berakhir.
Pernyataan yang diungkapkan melalui surat terbuka ini dibuat dalam upaya penyangkalan Trump terhadap hasil pemilu.
Tak hanya itu, puluhan pejabat negara lainnya juga telah menegaskan kekeliruan klaim Trump.
Namun sayang, sebagian besar anggota Kongres Partai Republik masih berpihak pada presiden Trump.
(Ika Nur Cahyani)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul: VIRAL Rekaman Telepon Trump Minta Pejabat Georgia Batalkan Kemenangan Joe Biden: Tak Ada yang Salah
(*)