"Saya sangat biadab, saya dipenuhi dengan amarah. Lily si Manusia Serigala adalah nama saya. Saya menggigit, saya melahap, saya tidak jinak. Gigi-gigi saya menggigit lawan!" ungkap penyiar wanita tersebut.
Meskipun Jenderal AS George Patton mengeklaim bahwa "ancaman manusia serigala dan pembunuhan adalah omong kosong," media dan militer Amerika menganggap serius ancaman pejuang partisan.
Sebuah laporan intelijen AS pada Mei 1945 menegaskan, "Organisasi Serigala bukanlah mitos."
Beberapa otoritas AS melihat para pejuang gerilya sebagai ”salah satu ancaman terbesar bagi keamanan baik di Zona Pendudukan Amerika maupun Sekutu”, tulis Sejarawan Stephen Fritz dalam Endkampf: Soldiers, Civilians, and the Death of the Third Reich.
Meski propaganda pasukan Manusia Serigala mampu membuat gemetar Sekutu, namun nyatanya tak bisa membuat Nazi keluar dari krisis.
Baca Juga: Geger! Lambang Singgasana Keraton Agung Sejagat Ternyata Bukan Simbol Sembarangan, Ini Maknanya!
Hal itu lantaran persediaan militer Nazi semakin lama semakin menipis yang menimbulkan kekacauan di dalam pasukan.
Meski begitu, aksi teror dari tim "Manusia Serigala" ini masih berlanjut sampai tahun 1947, dengan perkiraan sebanyak ribuan korban tewas.
Ketika Perang Dunia II berakhir, "Manusia Serigala" Nazi tinggal menjadi kenangan aneh yang tersisa dari mimpi buruk perang. (*)