Sebab, diyakini hal itu bisa membawa virus corona masuk ke Korea Utara.
Untuk menerapkan aturan ini, Korea Utara telah menyiapkan pasukan khusus untuk berjaga-jaga di perbatasan Korut-China.
Mereka disiagakan untuk menembak siapa pun yang berkeliaran dalam jarak satu kilometer dari perbatasan.
Pada bulan November 2020 lalu, Pyongyang bahkan mengerahkan unit anti-pesawat di beberapa daerah perbatasan untuk mencegah warga sipil menyeberang.
Dua minggu setelah itu, seorang tentara Korea Utara tewas setelah meletakkan ranjau di perbatasan atas perintah Kim Jong Un.
Tubuhnya hancur berkeping-keping di sepanjang perbatasan Korut-China di Provinsi Yanggang.
Ledakan itu tak hanya menewaskan satu orang, tiga pasukan lainnya juga dikabarkan luka-luka akibat insiden tersebut, lapor Daily NK.
Insiden itu sendiri terungkap setelah orang dalam di Badan Intelijen Nasional di Korea Selatan membongkar fakta di mana Kim Jong Un memasang ranjau untuk mengendalikan penyebaran virus corona.
Sebuah laporan mengejutkan juga mengabarkan bahwa warga Korea Utara yang terinfeksi virus corona dibiarkan mati kelaparan di dalam kamp karantina rahasia.
Kamp karantina rahasia itu sendiri didirikan untuk menyembunyikan kengerian pandemi di Korea Utara dari dunia.