Sosok.ID - Amerika Serikat (AS) sudah mewanti-wanti agar China segera ditekan.
AS lantas mengajak Sekutunya melawan China.
China sudah dianggap memperoleh kekuatan militer karena perkembangan ekonominya menyokong kapabilitas pembuatan senjata.
Kini NATO juga menjadi waspada kepada China.
Pakta Pertahanan Atlantik Utara alias NATO harus berpikir lebih keras tentang bagaimana menangani China dan kebangkitan militernya, meskipun Rusia akan tetap menjadi musuh utamanya selama dekade ini, menurut sebuah laporan yang akan diterbitkan pada Selasa (1/12) tentang reformasi aliansi tersebut.
Laporan bertajuk NATO 2030, yang disiapkan oleh sekelompok yang disebut "orang bijak" dan berisi 138 proposal, itu muncul di tengah keraguan yang berkembang tentang tujuan dan relevansi aliansi tersebut yang tahun lalu mendapat cap dari Presiden Prancis Emmanuel Macron sebagai "mati otak".
Aliansi beranggotakan 30 negara itu juga bisa menjalin hubungan yang lebih dekat dengan negara-negara non-NATO seperti Australia, dan lebih fokus pada pencegahan di luar angkasa, tempat China mengembangkan aset, laporan tersebut menyebutkan.
China berinvestasi secara besar-besaran dalam senjata baru
Dalam komentar pada Senin (30/11) menjelang publikasi laporan itu, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan, kebangkitan China menimbulkan "tantangan penting bagi keamanan anggota aliansi".“China berinvestasi secara besar-besaran dalam senjata baru. Ia semakin dekat dengan kita, dari Kutub Utara hingga Afrika. China tidak berbagi nilai-nilai kami dan mencoba mengintimidasi negara lain," katanya dalam konferensi pers, mendesak sekutu untuk bersatu dalam masalah ini, seperti dilansir Reuters.
NATO harus mempertimbangkan untuk memasukkan China dalam dokumen strategi induk resmi NATO bernama Konsep Strategis, diplomat itu mengatakan mengutip laporan tersebut. Walaupun, itu akan berhenti menyatakan China sebagai musuh.
Dalam rekomendasi lain, laporan tersebut menyarankan agar para menteri luar negeri NATO bertemu lebih intens dan menyerukan penguatan peran sekretaris jenderal aliansi sebagai mediator internasional.
Laporan tersebut akan dibahas oleh para menteri luar negeri NATO pada Selasa (1/12) sebelum dipresentasikan kepada kepala negara dan pemerintahan aliansi tahun depan.(*)
Artikel ini pernah tayang di Kontan dengan judul "NATO: Kebangkitan China menimbulkan tantangan penting bagi keamanan kami"