Follow Us

Sendirinya Klaim Hampir Seluruh Laut China Selatan, China bak Tebal Muka Tuding AS Biang Kekacauan Asia-Pasifik

Rifka Amalia - Rabu, 25 November 2020 | 12:42
Pangkalan militer China yang dibangun cukup dekat dengan WIlayah Kedaulatan Indonesia.
sosok.gri.id

Pangkalan militer China yang dibangun cukup dekat dengan WIlayah Kedaulatan Indonesia.

Selama beberapa tahun terakhir, China telah membangun instalasi militer di beberapa terumbu dan singkapan yang disengketakan.

Padahal ada keputusan pengadilan internasional yang menyatakan garis putus-putus China adalah ilegal.

Klaim China tumpang tindih dengan klaim negara Filipina, Vietnam, Malaysia dan Indonesia.

Baca Juga: Tiongkok dan AS Nekat Akan Berperang di Laut China Selatan, Indonesia Ngamuk dan Ambil Langkah Serius Demi Jaga Kedamaian di Kawasan ASEAN

Filipina membawa kasusnya ke Den Haag setelah perselisihan selama dua bulan dengan kapal penangkap ikan Tiongkok atas Scarborough Shoal pada tahun 2014.

Pengadilan memutuskan dua tahun kemudian bahwa di bawah Konvensi PBB tentang Hukum Laut, Filipina memiliki hak eksklusif atas sumber daya dalam jarak 370,4 km (200 mil laut) dari pantainya.

Namun apa daya, keputusan tersebut tidak menghalangi China atas klaimnya.

Mereka justru terus membangun pangkalan militer di laut yang bukan haknya, sementara AS telah berulang kali mengirim kapal perang di daerah tersebut untuk menyoroti kebebasan navigasi di Laut China Selatan, salah satu rute perdagangan tersibuk di dunia.

Baca Juga: Ogah Lihat Tiongkok Jumawa dengan Luncurkan Kapal Induk yang Disebut Sebagai Pelindung Laut China Selatan, AS Langsung Kejar dengan Kapal Perusak Rudal, Perang Dimulai?

China tuduh AS provokatif

Kedutaan Besar China menuduh AS berperilaku "provokatif".

"Fakta telah membuktikan bahwa AS adalah pendorong terbesar militerisasi Laut China Selatan dan faktor eksternal paling berbahaya yang membahayakan perdamaian dan stabilitas Laut China Selatan," katanya dalam pernyataan yang merujuk pada jalur air tersebut.

Source : Al Jazeera

Editor : Rifka Amalia

Baca Lainnya

Latest