Sosok.ID- Sebenarnya saat ini menghitung kekuatan sebuah angkatan laut dari banyaknya kapal perang bukan jadi patokan.
Yang terpenting sebelum menghitung jumlah kapal perang, penting juga menghitung kesiapsiagaan armada, logistik, personel hingga persenjataan di kapal.
Percuma jika punya kapal perang banyak, canggih namun perawatan amburadul dimana akan menurunkan kesiapsiagaan dan tentunya akan jadi makanan empuk musuh.
Contoh saja Uni Soviet saat ambruk, punya banyak kapal perang namun mangkrak karena dana operasional tak mencukupi.
Dua negara bertetangga ini memang tidak pernah terlibat peperangan besar, namun kerap menunjukkan ketegangan.
Jika menilik ke belakang, Indonesia dan Malaysia memiliki sejarah konfrontasi yang sengit.
Pada tahun 1961, Indonesia menentang rencana pembentukan Negara Federasi Malaysia.
Saat itu merupakan masa orde lama, pemerintahan Presiden Soekarno.
Melansir Kompas.com yang mengutip Sejarah Diplomasi di Indonesia (6/3/2020), saat itu Malaysia rencananya terbentuk dari Persekutuan Tanah Melayu, Singapura, Sarawak, Brunei, dan Sabah.
Presiden Soekarno menentangnya menganggap pembentukan Negara Federasi Malaysia adalah proyek neokolonialisme Inggris.
Soekarno khawatir kawasan Malaya akan jadi pangkalan militer Barat di Asia Tenggara. Menurut Soekarno, hal itu bisa mengganggu stabilitas di kawasan Asia Tenggara.
Selain Indonesia, Filipina juga tak setuju dengan berdirinya Negara Federasi Malaysia.
Kemudian, melalui konferensi Tingkat Menteri Luar Negeri di Manila, Filipina pada 7-11 Juni 1963, Menlu ketiga negara mencapai kesepakatan soal pembentukan Negera Federasi Malaysia. Ketegangan pun mereda.
Namun hubungan kembali memanas karena PM Tuanku Abdul Rahman menandatangani dokumen pembentukan negara federasi Malaysia dengan Inggris.
Naskah itu ditandatangani di London, Inggris pada 9 Juli 1963. Dalam naskah, disebut Negara Federasi Malaysia akan dibentuk pada 31 Agustus 1963, bertepatan dengan ulang tahun kemerdekaan Malaya yang ke-6.
Langkah Malaysia mengganggu hubungan ketiga negara dan rencana pertemuan puncak Konferensi Tingkat Tinggi di Manila pada pertengahan Juli 1963.
Namun tak berhenti di situ, Malaysia kembali melanggar kesepakatannya dengan Indonesia dan Filipina, tentang penyelesaian rencana pembentukan negara federasi Malaysia yang akan ditangani oleh PBB.
Pemerintah Malaysia keburu memproklamasikan berdirinya Negara Federasi Malaysia pada 16 September 1963. Padahal, hasil penyelidikan belum diumumkan secara resmi oleh PBB.
Suasana pun makin memanas. Di Malaysia dan Indonesia, sama-sama terjadi demonstrasi besar-besaran.
Bahkan, Puncaknya, Pada 7 Januari 1965, Malaysia diterima sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB. Soekarno pun menarik Indonesia dari PBB pada tanggal 20 Januari 1965.
Baru kemudian pada tahun 1966 di bawah pemerintahan Presiden Soeharto, Indonesia kembali menjadi anggota PBB, setelah Persetujuan Bangkok menormalisasi hubungan Indonesia dan Malaysia.
Meski begitu, ketegangan antara Indonesia dan Malaysia masih kerap meningkat, yang terjadi karena berbagai hal.
Misalnya dipicu klaim Malaysia terhadap warisan budaya Indonesia. Hal inibukan hanya sekali dua kali.
Selain itu, gesekan juga terjadi di arena olahraga dalam berbagai kesempatan.
Sampai saat ini, peperangan besar memang tidak pernah terjadi antara dua negara bertetangga ini, namun jika berbicara tentang angkatan bersenjatanya, bagaimana perbandingan kekuatan militer Indonesia dan Malaysia?
Ternyata, kekuatan militer Indonesia mengungguli Malaysia dilihat dari PowerIndex menurut Global Firepower.
Kekuatan militer Indonesia berada di peringkat ke-16 dari 138 negara, sementara Malaysia berada di peringkat 44. Berikut ini perbandingannya!
Personel militer dan anggaran pertahanan
Baik personel militer maupun anggaran pertahanan, Indonesia unggul dua kali lipat dari milik Malaysia.
Indonesia memiliki 800 personel militer, dengan 400 personel aktif dan 400 cadangan. Anggaran pertahanan Indonesia sebesar $ 7,6 miliar.
Sementara Malaysia memiliki 410 personel militer, dengan 110 personel aktif dan 300 cadangan. Anggaran pertahanan Malaysia sebesar $ 4 miliar.
Malaysia hanya unggul untuk kendaraan lapis baja dan proyektor roket
Di sektor udara dan darat, hampir semua persenjataan militer Indonesia unggul, Malaysia hanya unggul untuk kendaran lapis baja dan proyektor roket.
Malaysia memiliki 1.387 kendaraan lapis baja dan 54 proyektor roket, sementara Indonesia 1.178 kendaraan lapis baja dan 36 proyektor roket.
Lainnya, di darat Malaysia memiliki 74 tank tempur dan 211 artileri lapangan. Namun, tidak memiliki artileri self-propelled.
Sementara di udara, angkatan bersenjata Malaysia dibekali 26 pesawat tempur, 13 pesawat serangan khusus, 18 angkutan, 4 pesawat misi khusus, 65 helikopter, serta 40 pesawat latihan. Dan pesawat serang helos tidak dimilikinya.
Sedangkan angkatan darat Indonesia juga memiliki 313 tank tempur, 1.178, 153 artileri self-propelled, dan 366 artileri lapangan.
Kemudian angkatan udara Indonesia memiliki 41 pesawat tempur, 31 pesawat serangan khusus, 54 angkutan, 5 pesawat misi khusus, 177 helikopter, 16 pesawat serang helos, dan 109 pesawat latih.
Armada angkatan laut Indonesia masuk 10 besar Terkuat
Beralih ke sektor lautnya, menurut Global Firepower, Indonesia menduduki peringkat ke-10 dari 138 negara untuk kekuatan armada lautnya.
Itu berkat kepemilikan 5 kapal selam, 7 kapal fregat, 24 korvet, 156 patroli, dan 10 mine warfare.
Dalam 10 besar kekuatan armada angkatan laut, Indonesia bersanding dengan Korea Utara, China, Rusia, Amerika Serikat, Kolumbia, Iran, Mesir, Thailand, dan India.
Sementara Malaysia berada di peringkat ke-44 untuk kategori tersebut, dengan kepemilikan 2 kapal selam, 6 kapal fregat, 6 korvet, 41 patroli, dan 4 mine warfare.
Untuk diketahui, selain personel militer, anggaran, dan persenjataan, peringkat kekuatan militer menurut Global Firepower juga mempertimbangkan logistik, sumber daya, hingga kondisi geografi negara-negara dalam peringkat tersebut.(Khaerunisa)
Artikel ini pernah tayang di Intisari dengan judul "Armada Angkatan Laut Indonesia Masuk 10 Besar Terkuat, Ini Perbandingan Kekuatan Militer Indonesia dan Malaysia, Bagaimana Kekuatan Laut Malaysia?"