Apa yang dilakukan oleh Magufulli tersebut diungkapnya lantaran mencontoh pendahulunya sebagai seorang pemimpin negara.
Yakni Mwalimu Julius Nyerere yang dikenal memiliki pendirian teguh dalam memimpin negaranya.
"Bapak pendiri kami bukanlah seseorang yang diarahkan untuk diberitahu apa yang harus dilakukan... Mereka yang merancang aturan semacam ini (lockdown) terbiasa membuat arahan yang ditolak oleh pendiri kami," kata Magufuli dikutip dari BBC, merujuk pada kebiasaan Nyerere menolak nasihat negara-negara Barat.
"Saya tahu apa artinya menjadi miskin. Saya akan berusaha membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat," tambah Magufuli, yang semasa kecil tinggal di rumah dari jerami rumput dan ikut menggembalakan ternak serta menjual susu dan ikan untuk menghidupi keluarganya.
Meskipin telah mengumumkan kasus covid-19 pada 16 Maret silam, dan menutup sekolah-sekolah serta lembaga pembelajaran, diketahui pemerintah Tanzania kini tidak lagi mengabarkan mengenai perkembangan penanganan virus corona.
Pasar dan tempat kerja lainnya tetap buka seperti biasa, begitu pun dengan rumah-rumah ibadah.
"Kami punya sejumlah penyakit virus, termasuk AIDS dan campak. Ekonomi kami harus diutamakan. Tidak boleh tertidur... hidup harus terus berjalan," ujar Magufuli.
"Negara-negara (di wilayah lain) Afrika akan datang ke sini untuk membeli makanan di tahun-tahun mendatang... mereka akan menderita karena mematikan perekonomiannya."
Meski kebijakan yang diambil Magufulli disebut ampuh dalam tanda kutip, namun banyak pakar mengungkapkan hal yang berbeda.
Magufulli justru disebut mematikan nilai demokrasi Tanzania dalam hal berita perkembangan covid-19 di negaranya.