Jet tempur dan pembom China berkali-kali memasuki zona pertahanan udara Taiwan dengan frekuensi yang meningkat dalam beberapa bulan terakhir.
Sementara film propaganda China telah menunjukkan serangan simulasi di wilayah yang terlihat seperti Taiwan.
China juga telah melancarkan serangan diplomatik yang bertujuan mendekati beberapa sekutu resmi Taiwan, dan Taipei sekarang memiliki hubungan diplomatik hanya dengan 15 pemerintah nasional secara global.
Menteri Pertahanan Nasional Taiwan Yen De-fa menyambut baik penjualan senjata terbaru AS pada Kamis pagi.
Ia mengatakan, meski Taiwan tidak ingin terlibat dalam perlombaan senjata dengan China, namun mereka tetap membutuhkan militer yang kredibel.
Berbicara kepada wartawan, Yen mengatakan penjualan senjata itu bertujuan untuk membantu Taiwan meningkatkan kemampuan pertahanan dalam menghadapi "ancaman musuh dan situasi baru".
"Ini termasuk kemampuan tempur yang kredibel dan kemampuan peperangan asimetris untuk memperkuat tekad kami demi mempertahankan diri," tambahnya.
Pemerintah AS sebelumnya telah mewaspadai kesepakatan senjata besar dengan Taipei karena takut memicu kemarahan di Beijing.
Tetapi Presiden Donald Trump telah membuat sikap keras terhadap China sebagai tema sentral kampanyenya untuk pemilihan ulang pada 3 November mendatang.
Selain mencari hubungan lebih dekat dengan Taiwan, AS telah memperketat pembatasan pada media China dan menjatuhkan sanksi kepada pejabat, perusahaan, dan badan pemerintah China atas tindakan mereka di Tibet, Hong Kong, dan Laut China Selatan yang disengketakan. (*)