Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

USS Ronald Reagan Guncang Laut China Selatan, Polah Militer AS Dinilai Berlebihan, Benarkah Kekaisaran Trump Nyaris Mati?

Rifka Amalia - Senin, 19 Oktober 2020 | 16:45
Ilustrasi - Carrier Battle Group USS Ronald Reagen bergerak di Laut China Selatan.
Digital

Ilustrasi - Carrier Battle Group USS Ronald Reagen bergerak di Laut China Selatan.

Media arus utama anti-Trump menyalahkan mimpi buruk ini atas penanganannya terhadap virus.

Mereka mengatakan dia secara teratur membantah adanya kebutuhan akan topeng, jarak sosial, dan penutupan. Dia juga tidak mendengarkan ahli medis dan tokoh seniornya sendiri yang mengawasi respons pandemi.

Sebaliknya, media mengatakan dia membiarkan penyakit itu menyebar ke seluruh negeri dan gagal menutup perbatasan pada waktu yang tepat.

Yang pasti, jajak pendapat negara bagian dan nasional menunjukkan bahwa pemerintahan Trump menyia-nyiakan awal sebulan lebih awal; itu bisa digunakan untuk menampung virus.

Baca Juga: Terlalu Sombong Saat Bisa Kuasai Laut China Selatan dengan Mudah, Tiongkok Akhirnya Kena Getahnya Saat Gunakan Trik Sama Untuk Klaim Wilayah Tibet

AS menghadapi krisis besar di berbagai bidang, semuanya dinilai karena kegagalan dan kesalahan pemerintahan Trump.

Keputusan untuk menerbangkan kapal perang AS melalui Selat Taiwan atau mengguncang wilayah China di Laut China Selatan sebenarnya tidak disukai oleh kebanyakan orang dan bisnis Amerika.

Fakta membuktikan efek reli melalui gerakan provokatif ke luar negeri dan keterlibatan multi-domain lainnya bersifat jangka pendek selama pemilu, sementara berita dan prakiraan ekonomi yang buruk justru sebaliknya.

Meski demikian, jika Trump berusaha membelah Laut China Selatan ke tepi ketidakstabilan untuk membantunya memenangkan pemilihan kembali, dia dianggap telah memilih laut yang salah. (*)

Source : CGTN News

Editor : Sosok

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x