Sosok.ID - China telah mengembangkan "drone bunuh diri" baru berbiaya rendah yang dikirim dalam kerumunan untuk menyerang target, kata laporan.
Melansir SCMP, Jumat (16/10/2020), drone itu ditugaskan sebagai bagian dari strategi fusi militer-sipil pemerintah, kata sumber dari orang dalam Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) yang tak ingin disebutkan namanya.
Kebijakan tersebut berupaya untuk meningkatkan pembangunan militer dengan dukungan sektor sipil dan swasta.
Sekelompok kendaraan udara tak berawak dengan sayap tetap telah diuji bulan lalu oleh pengembang, sebuah lembaga penelitian di bawah China Electronics Technology Group Corporation milik negara, menurut video yang dirilis oleh perusahaan.
Video menunjukkan drone kamikaze diluncurkan dari kendaraan taktis ringan dan dari helikopter.
Uji coba serupa sebenarnya telah dilakukan sebelumnya.
Pada November 2017, lembaga penelitian China Academy of Electronics and Information Technology, melakukan apa yang diyakini sebagai eksperimen terbesar, yang melibatkan 200 pesawat kecil bersayap tetap.
Dalam video tersebut, beberapa drone terlihat ditembakkan dari peluncur yang dipasang di belakang versi modifikasi kendaraan taktis ringan Dongfeng Mengshi milik PLA, serta setidaknya dua dari helikopter.
Baca Juga: Armada Ketujuh US Navy Bercokol di Selat Taiwan, Mampukah China Melawannya?
Pesawat tak berawak itu tampaknya mirip dengan CH-901, drone serang taktis pertama China dan bagian dari seri yang dikembangkan oleh China Aerospace Science and Technology Corporation milik negara.
CH-901 berukuran kecil - panjangnya hanya 1,2 meter (3,9 kaki) dan berat 9kg (20lbs) - tetapi dapat menghabiskan waktu hingga 120 menit di udara dan menuju target dengan kecepatan 150 km / jam (93 mil per jam ) sebelum meledak.