Beberapa hari sebelum serangan itu dimulai, di sisi yang berbeda dari Sungai Eufrat, Rusia dan AS mendukung kelompok berbeda yang sama-sama memerangi ISIS di provinsi kaya minyak, Deir el-Zor yang berbatasan dengan Irak.
Para perwira AS sudah berulang kali memperingatkan soal penumpukan pasukan tersebut, tetapi para perwira Rusia mengatakan mereka tak memiliki kendali atas pasukan yang berada di dekat sungai.
Di sisi lain, peralatan pengintai milik AS yang menangkap transmisi radio mengungkap adanya percakapan dalam bahasa Rusia di antara pasukan tersebut.
Dokumen yang diterima The New York Times hanya menyebut pasukan yang berkumpul di tepi Sungai Eufrat itu sebagai "pasukan pro-pemerintah". Dalam pasukan itu terdapat prajurit reguler Suriah dan milisi bersenjata.
Namun, intelijen militer AS menambahkan, terdapat pasukan bayaran Rusia dalam jumlah cukup besar dalam pasukan tersebut.
Pasukan bayaran itu, menurut intelijen militer AS, kemungkinan besar merupakan anggota Warner Group, sebuah perusahaan yang kerap digunakan Kremlin untuk menjalankan misi rahasia yang tak bisa dikaitkan dengan pemerintah Rusia.
"Komando tertinggi Rusia di Suriah memastikan mereka bukan bagian dari pasukan Rusia," kata Menhan AS Jim Mattis kepada para senator bulan lalu.
Mattis mengatakan, dia memerintahkan Jenderal Joseph F Dunford Jr, panglima angkatan brsenjata untuk menyerang dan memusnahkan mereka. "Dan mereka melakukannya," kata Mattis.
Hari pertempuran terjadi, satu tim pasukan khusus terdiri atas 30 personel Delta Force dan Rangers AS bersama pasukan Kurdi dan milisi Arab berjaga di sebuah pos kecil dan berdebut di dekat ladang gas Conoco, tak jauh dari kota Deir al-Zor.
Sekitar 32 kilometer dari tempat itu, di sebuah pangkalan, satu tim pasukan Green Berets dan satu peleton Marinir memandangi layar komputer mereka.