Sosok.ID - Beberapa waktu lalu dunia sempat dibuat gempar dengan kabar bahwa Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump positif Covid-19.
Donald Trump mengumumkan hal itu melalui akun Twitter pribadinya pada 2 Oktober 2020 lalu.
Semenjak dinyatakan positif Covid-19, tingkah laku Trump selalu menjadi sorotan karena komentar-komentarnya.
Bahkan, keponakan Donald Trump, Mary Trump, mengklaim komentar pamannya bahwa Covid-19 "bukan masalah besar" menunjukkan "betapa egois dan sembrononya dia".
Donald Trump telah mengatakan kepada rakyat Amerika setelah pulih dari Covid-19 agar tidak takut dengan virus corona karena dia "tidak dapat dikaitkan dengan hal-hal negatif".
Selain itu, calon presiden petahana itu "tidak dapat mengakui bahwa dia salah," kata Mary seperti yang dilansir dari Sky News pada Selasa (13/10/2020).
Dia mengatakan bahwa Trump "tidak mampu mengakui keparahan" virus corona, dan dengan kembali berkampanye pada pekan ini, dia membahayakan nyawa semua orang yang bekerja dengannya, baik dalam Dinas Rahasia maupun keluarganya sendiri.
Mary mengatakan kepada Sky News, "Saya pikir perilakunya dan komentarnya menunjukkan sifat esensial pria ini."
"Dia adalah orang lemah yang merasa perlu untuk menggambarkan dirinya sebagai yang kuat.
"Dia rela mengorbankan siapa pun untuk upaya itu," kata perempuan 55 tahun itu.
"Dengan mengatakan hal-hal yang telah dia katakan, dia telah membahayakan jutaan orang Amerika lainnya," imbuhnya.
Mary adalah seorang psikolog klinis terlatih, seorang pendukung Demokrat dan putri dari kakak laki-laki Presiden AS, almarhum Fred Trump Jr.
Pada Juli, dia menerbitkan buku berjudul Too Much And Never Enough: How My Family Created The World's Most Dangerous Man.
Dalam sebuah wawancara dengan Sky News, dia membahas seruan Trump kepada orang Amerika untuk "keluar rumah" dan tidak perlu takut virus corona, setelah dia dikatakan sembuh dari virus corona.
Presiden AS itu telah mengklaim dia mungkin "kebal" dari Covid-19 dan baru-baru ini membandingkannya dengan flu di Twitter.
Hal itu mendorong situs media sosial tersebut untuk menandai komentarnya sebagai larangan karena "menyebarkan informasi yang menyesatkan dan berpotensi berbahaya".
Keponakannya meyakini pamannya itu "hampir pasti masih menular", meskipun dokternya, Dr Sean Conley, mengatakan pada Senin bahwa dia tidak lagi menjadi "risiko penularan ke orang lain".
Dia berkata, "Dia terus berkeliling dengan masker. Itu hanya komentar lain tentang betapa tidak layaknya dia, betapa egois, dan betapa sembrono dia."
Setelah beberapa dari timnya dinyatakan positif Covid-19, dia menambahkan, "Dia membahayakan nyawa Dinas Rahasia, semua orang yang bekerja di Gedung Putih dan orang-orang yang dekat dengannya, seperti anggota keluarganya."
Dalam bukunya, yang dia klaim dia tulis "sebagai warga negara Amerika daripada keponakannya", dia mengklaim presiden AS memiliki daftar panjang gangguan psikologis yang berasal dari masa kecilnya.
Menggambarkan pengalamannya tumbuh bersama ayahnya, Fred Trump Sr.
"Dia harus menjadi pria yang tangguh," kata Mary.
"Dan seperti yang kita lihat, itu menciptakan seseorang yang memiliki perilaku kepribadian yang parah dan karakter yang memalukan," ucapnya.
Dia menambahkan, "Terlepas dari kenyataan bahwa tingkat infeksi (virus corona) melonjak, dan di negara bagian kita sedang terbakar.
"Dia terus memberi tahu orang-orang bahwa itu terkendali, dan itu akan hilang."
Virus corona telah menewaskan hampir 215.000 orang di AS, di mana ada 7,7 juta kasus yang dikonfirmasi terinfeksi, yang lebih banyak daripada di tempat lain di dunia.
Kampanye Trump menegaskan bahwa ia dapat memenangi pemilihan presiden lagi, dengan mengatakan bahwa kembali berkampanye di jalan akan meningkatkan basisnya.
Sementara itu, ia mengklaim bahwa pemungutan suara publik telah mengurangi jumlah pendukung mereka.
Presiden mengatakan, AS sedang "menuju ekonomi terbesar sepanjang masa" dan bahwa "3 November akan menjadi hari yang luar biasa bagi Amerika".
(Shintaloka Pradita Sicca)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Keponakan Trump Ungkap Betapa Egois dan Sembrono Pamannya soal Covid-19"