Senjata kedua adalah rudal udara ke darat jarak jauh yang dibuat oleh Boeing Co yang disebut sebagai SLAM-ER.
Serta pod sensor eksternal untuk Jet F-16 milik Taiwan yang memungkinkan transmisi citra dan data real time dari pesawat kembali ke stasiun yang berada di darat.
Namun juga berhembus kabar mengenai penjualan sistem senjata lain termasuk drone udara yang besar dan canggih, rudal anti-kapal Harpoon berbasis darat dan ranjau bawah air untuk mencegah pasukan amfibi.
Tetapi beberapa senjata canggih tersebut masih dalam pembahasan yang belum mencapai Capitol Hill.
"Sebagai masalah kebijakan, Amerika Serikat tidak mengkonfirmasi atau mengomentari penjualan atau transfer pertahanan yang diusulkan sampai mereka secara resmi diberitahukan".
Investasi besar-besaran Taiwan dalam bidang pertahanan militer ini disebut pakar sekaligus penasihat keamanan AS, Robert O'Brien sebagai sebuah hal yang cukup tepat.
Sebab China memang diketahui memiliki kekuatan militer yang cukup besar dan akan dengan mudah merebut Taiwan bila serangan militer dilancarkan.
O'Brien mengatakan Taiwan perlu berinvestasi dalam kemampuan termasuk lebih banyak rudal jelajah pertahanan pesisir, ranjau laut, kapal serang cepat, artileri bergerak, dan aset pengawasan canggih. (*)