Sosok.ID - Aksi unjuk rasa penolakan Undang-undang Cipta Kerja telah digelar oleh beberapa kelompok masyarakat termasuk mahasiswa beberapa waktu ini.
Demonstrasi tersebut bahkan digelar di berbagai daerah dengan konsentrasi massa yang tak sedikit.
Namun di beberapa tempat juga terjadi kericuhan saat demo berlangsung.
Hal itupun menjadi sorotan publik tanah air dan mancanegara beberapa hari ini.
Baca Juga: Didaulat Jadi Menhan, Prabowo dan Pasukan Prajurit TNI malah Sibuk Menanam Singkong, untuk Apa?
Melihat mengenai kontroversi UU Cipta Kerja tersebut, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto akhirnya angkat bicara.
Ketua Umum Gerindra tersebut menyoroti mengenai kerusuhan yang terjadi setelah aksi demo dilakukan oleh mahasiswa di berbagai tempat.
Menurut pengalamannya, Prabowo pun mengungkapkan ada kejanggalan dalam aksi unjuk rasa di berbagai tempat tersebut.
Ia pun mencium adanya dalang dari setiap unjuk rasa yang berakhir dengan kericuhan tersebut.
"Ini pasti ada dalangnya. Ini pasti anasir-anasir ini. Ini pasti anasir yang dibiayai asing. Enggak mungkin seorang patriot mau bakar (fasilitas umum) milik rakyat," kata Prabowo dalam wawancara khusus yang dirilis DPP Partai Gerindra, Senin (12/10/2020), yang dilansir dari Kompas.com.
Apa yang diungkapkan oleh Prabowo tersebut lantaran dirinya sempat terperangkap di tengah-tengah kerumunan massa demo.
Selain melihat banyak mahasiswa yang tak mengenakan masker saat berdemo, Prabowo juga melihat tidak adanya upaya menjaga jarak antar peserta unjuk rasa.
Padahal saat ini pandemi virus corona masih melanda Indonesia.
Ia pun meyayangkan provokator demo yang mengorbankan massa aksi demo tersebut demi kepentingan pribadinya.
"Ini kan mencelakakan anak-anak kita. Dalang ini tidak bertanggung jawab sama sekali. Saya sangat prihatin. Ini kan lagi Covid-19," ujarnya.
Prabowo pun bercerita meski sempat terjebak di tengah aksi demo tersebut, dirinya melihat kebaikan hati banyak mahasiswa peserta unjuk rasa.
Hal tersebut terlihat saat mobil yang ia gunakan hingga terjebak di tengah aksi massa diberikan akses untuk bisa keluar dari kerumunan.
Selain itu ia juga melihat banyak peserta demo menyadari ada dirinya di dalam mobil tersebut dan sempat memberi hormat padanya.
"Ya masih banyak yang apa itu, dadah ke saya, lihat mobil saya. Anak-anak itu ada juga yang hormat. Jadi saya kira mereka itu niatnya baik anak-anak itu, tapi ada yang panas-panasin," ucapnya.
Sementara itu, mengenai kontroversi Prabowo mengungkapkan bahwa semua pihak harus bersabar dan menahan diri.
Apabila ada ketidaksetujuan dengan putusan dari UU Cipta Kerja, Prabowo pun mengatakan lebih baik menempuh jalur konstitusi melalui uji materi di Mahkamah Konstitusi (MK).
"Cobalah kita sabar, kita atasi dulu, kita coba. Kalau UU ini tidak bagus pelaksanaannya, tidak baik, bawalah ke judicial review, ke MK, sudah berkali-kali kok dalam sejarah terjadi," kata dia.
Dalam wawancara tersebut, Prabowo menambahkan bahwa kontroversi mengenai UU Cipta Kerja ini bermula dari berita tak benar yang bersliweran mengenai Omnibus Law.
"Cobalah kita sabar, kita atasi dulu, kita coba. Kalau UU ini tidak bagus pelaksanaannya, tidak baik, bawalah ke judicial review, ke MK, sudah berkali-kali kok dalam sejarah terjadi," kata dia.
Prabowo mengatakan, banyaknya hoaks yang beredar pertanda ada yang menciptakan kekacauan.
Ia meyakini, ada kekuatan-kekuatan asing yang tidak ingin Indonesia aman dan maju.
"Jadi, ya ini. Kadang-kadang tokoh-tokoh kita lihat, benar, dia yakin dia benar, tapi dia lakukan sesuatu dan dia tidak sadar sebenarnya ini permainan orang lain," ujarnya.
Menurutnya, UU Cipta Kerja yang disahkan oleh DPR RI kali ini telah mengakomodasi 80 persen tuntutan dari masyarakat.
"Ya kita tidak bisa 100 persen, namanya politik negara, kadang-kadang kita harus mengerti kita harus, kadang-kadang ada kebutuhan ini itu, ada keperluan, ya kan, kita butuh investasi dari mana-mana," ucapnya. (*)