Sikap permusuhan Beijing terhadap Taiwan telah meningkat secara dramatis, yang menggambarkan penyatuan pulau itu dengan daratan sebagai "tak terhindarkan".
Ini juga merupakan tanggapan atas terpilihnya Tsai pada 2016 dan sekali lagi pada awal tahun ini.
Tsai memandang Taiwan sebagai negara berdaulat dan menolak gagasan bahwa pulau itu adalah bagian dari "satu China".
Militer China telah menambah tekanan bahkan lebih dari biasanya di tahun ini.
Mereka mengirimkan pesawat tempurnya ke zona pertahanan udara Taiwan pada frekuensi yang belum pernah terjadi sebelumnya dan terkadang juga melintasi apa yang disebut "garis tengah" Selat Taiwan.
Seorang pejabat kementerian luar negeri China bulan lalu bahkan mengatakan tidak ada yang namanya garis median seperti "Taiwan adalah bagian tak terpisahkan dari wilayah China", yang memicu kecaman dari Taipei.
Pada hari Jumat, jet China memasuki zona pertahanan udara Taiwan untuk ketujuh kalinya bulan ini dan hari keempat berturut-turut minggu ini, menurut kementerian pertahanan Taipei.
Tsai berjanji bahwa Taiwan "tidak akan bertindak gegabah" dan akan bekerja untuk menurunkan risiko konflik militer.
"Selama otoritas Beijing bersedia menyelesaikan antagonisme dan meningkatkan hubungan lintas selat... kami bersedia bekerja sama untuk memfasilitasi dialog yang bermakna," katanya. (*)