Menurut beberapa ahli, vitamin D memainkan peran penting dalam kemampuan sistem kekebalan untuk melawan infeksi dan menjaga peradangan, yang menyebabkan banyak pasien Covid-19 meninggal.
Sebab, fitur-fitur dalam vitamin D, dapat menjadikannya pemain kunci dalam tubuh melawan virus corona.
Tingkat kekurangan vitamin D juga lebih tinggi pada beberapa kelompok usia, selain orang lanjut usia.
Orang yang tidak mendapatkan cukup vitamin jauh lebih mungkin untuk menjadi sakit parah, mengembangkan sepsis atau bahkan meninggal setelah tertular virus corona.
Karena kekurangan vitamin D umum terjadi pada orang dengan penyakit lain yang meningkatkan risiko virus corona, tidak mungkin untuk mengatakan dengan tepat berapa banyak nyawa yang akan diselamatkan jika kita semua mendapat dosis harian vitamin sinar matahari.
Tapi kita tahu bahwa sekitar 42 persen penduduk Amerika Serikat (AS kekurangan vitamin D.
Hal itu kemungkinan adalah salah satu penyebab mengapa AS menjadi negara dengan kasus kematian Covid-19 terbanyak di dunia.
Studi ini berdasar ketika Dr Holick dan rekan-rekannya mengambil sampel darah dari 235 pasien yang dirawat di rumah sakit di Teheran karena Covid-19.
Secara keseluruhan, 67 persen pasien memiliki kadar vitamin D di bawah 30 ng/mL.