"Apakah simpanan ini disimpan di TL atau mendanai dan memperoleh bunga di luar negeri untuk bank asing ini," sambungnya.
Ramos Horta mengaku telah terlibat dengan ratusan pemimpin global yang menyerukan penghapusan hutang negara-negara Dunia Ketiga.
Ia menyayangkan bahwa saat negara Dunia Ketiga seperti Timor Leste menjadi korban pandemi dan kehancuran ekonomi, justru harus menghadapi masalah pinjaman tersebut.
"Dan apakah kita diharapkan untuk terus membayar kepentingan skandal yang dikenakan oleh pemberi pinjaman?," tulisnya.
Terlebih, atas kondisi tersebut pemimpin nasional Timor Leste belum memberikan pernyataan apapun atau mengambil langkah untuk melibatkan pemberi pinjaman dalam dialog.
"Paling tidak menengahi, menegosiasikan kembali hutang-hutang yang belum dibayar ini dengan bank," ujarnya.
"Sungguh mengherankan bagaimana Pemerintah dan Bank Sentral bungkam terhadap bunga-bunga kejam yang dibebankan oleh cabang lokal bank asing, yang rata-rata mencapai 16% atau lebih," tulis Ramos Horta.
Menurutnya, jika pemerintah serius dalam mengembangkan kelas kewirausahaan dan sektor swasta, Pemerintah harus mengidentifikasikan segelintir pengusaha atau investor Timor.
"Secara serius melibatkan mereka secara berkelanjutan, tidak melalui pembagian uang tunai atau kontrak bermotif politik," katanya.
Horta menyampaikan bahwa caranya yaitu dengan menyuntikkan BNCTL (Bank Nasional Komersial Timor Leste) dengan modal yang besar untuk menyediakan mandatnya, penyediaan pinjaman lunak jangka menengah hingga panjang.