Tidak jelas juga bagaimana pejabat itu bisa sampai ke Korea Utara.
Tapi seorang pejabat pertahanan mengatakan kemungkinan pria itu mencoba membelot ke Korea Utara.
Pejabat yang tak menyebutkan identitasnya itu mengatakan pria iitu mengenakan jaket pelampung dan benda kecil yang bisa mengambang.
Pihak militer, katanya, juga sudah memperoleh informasi bahwa dia memang ingin pergi ke Korea Utara.
Mengutip sumber intelijen, militer mengatakan pria yang tak dikenali identitasnya itu nampaknya telah diinterogasi sebelum akhirnya dieksekusi atas 'perintah dari pimpinan tertinggi'.
Korea Selatan telah mengirim pesan ke Korea Utara melalui saluran komunikasi di Komando PBB yang dipimpin AS pada hari Rabu untuk menanyakan tentang pejabat yang hilang itu.
Tetapi Korea Utara belum menanggapi hal itu, kata Kementerian Pertahanan Korea Selatan.
"Militer kami nebgutuk keras kekejaman seperti itu, dan sangat menuntut Korea Utara memberikan penjelasan dan menghukum mereka yang bertanggung jawab atas kematiannya," kata Jenderal Ahn Young Ho, yang bertanggung jawab atas operasi di Kepala Staf Gabungan.
Bulan ini, komandan militer AS di Korea Selatan mengatakan bahwa pasukan Korea Utara telah diberi 'perintah untuk menembak mati' demi mencegah virus corona memasuki negara itu.
Pada Juli, seorang pria yang membelot ke Korea Selatan tiga tahun lalu memicu ketakutan akan virus corona ketika dia menyeberang kembali di perbatasan ke Korea Utara yang diawasi dengan ketat.