Misi tersebut tidak mempunyai hubungan dengan AS, sehingga Washington bisa menyangkal jika kelompok itu ditemukan dan tertangkap.
Untuk menguatkan penyamaran, mereka membawa dokumen palsu berisi pernyataan mereka diperintahkan seseorang membawa kapal dari Malaysia ke Jepang.
Baca Juga: Sinyal Perang Bagi Amerika, China Simulasikan Serangan Udara ke Pangkalan Militer US Navy
Saat itu, mereka mendapatkan kabar bahwa di hari pelaksanaan misi, terjadi Badai Tropis Higos yang terbentuk di Samudera Pasifik.
Stanek memutuskan bahwa agenda mereka jalan terus setelah prakiraan cuara memprediksi badai tersebut bakal melewati tempat mereka bertugas.
CIA dilaporkan juga berharap misi itu sukses, untuk membuktikan bahwa cabang mereka itu masih layak berdiri, selain milik angkatan laut.
Tetapi sialnya, Badai Higos ternyata tidak mengubah haluan dan menuju ke lokasi eksekusi dengan kecepatan angin mencapai 72 km per jam.
Baca Juga: Persiapan Sudah Matang Tinggal Eksekusi, China Akan Serbu Taiwan Tanggal 3 November 2020
Sistem pelacak yang terdapat dalam kapal menunjukkan keempat agen menuju langsung ke badai sebelum keberadaan mereka tak diketahui.
Mantan pejabat telik sandi mengungkapkan, mereka tidak menemukan jejak keempatnya masih hidup.
Bahkan tidak ada jaket penyelamat yang mengapung. Kematian keempat agen rahasia tersebut tidak pernah diungkap ke keluarga mereka, hingga beberapa bulan setelah insiden.