Dampak ekonomi utama masa Covid-19 di Timor Leste disebut akan datang dari bagaimana krisis memengaruhi harga minyak dan pasar saham.
Pasalnya, Timor-Leste sangat bergantung pada minyak dan gas alam, yang menghasilkan 90 persen pendapatan pemerintah.
Pendapatan ini diinvestasikan melalui Dana Perminyakan di pasar saham asing dan pengembaliannya digunakan untuk pengeluaran publik, yang mencapai sekitar 70 persen dari PDB, salah satu tingkat tertinggi di dunia.
Harga minyak yang lebih rendah dan pasar saham yang jatuh memiliki dampak negatif langsung pada pengeluaran publik di masa depan negara ini.
Harga minyak telah turun sekitar 40 persen sejak awal tahun tetapi pasar saham global belum terlalu terpengaruh oleh COVID-19.
Meski begitu penurunan yang lebih besar tidak dapat dikesampingkan karena krisis masih berlanjut dan potensi risiko yang serius terletak pada penarikan dana pemerintah yang berlebihan dari Dana Perminyakan.
Banyak pengamat memperkirakan bahwa itu bisa habis dalam satu dekade.
Menurut Fredrik Sjöholm, masuk akal dan mungkin bahwa Timor-Leste akan keluar dari pandemi dengan kerusakan yang lebih ringan daripada banyak tetangganya.
Diketahui sejauh ini Timor Leste telah mampu mengatasi pandemi.
Namun, baik pandemi atau tidak, disebut perkembangan masa depan Timor Leste tampak sangat tidak pasti.