Dalam keterangan unggahan di akun miliknya, Devi mengaku sangat sakit hati karena suaminya telah dipukul.
"Laki (suami) jadi korban penganiayaan di Talawaan Bajo, Wori. So bantu antar, ngoni bekeng bagitu tape laki (sudah dibantu antar, malah mereka memakai cara anarkistis kepada suami saya)," katanya.
Dalam video itu juga terdengar suara agar sopir ambulans tidak melepaskan APD yang digunakan sebagai bukti adanya penganiayaan.
Video tersebut sudah dibagikan sebanyak 609 kali.
Melansir dari Kompas.com, Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Penanganan Covid-19 Sulut, Sveaven Dandel membenarkan insiden penganiayaan tersebut.
Bahkan pihaknya mengatakan telah melakukan fasilitasi atas kasus penganiayaan yang dialami oleh seorang sopir ambulans tersebut.
Baca Juga: Vaksin Covid-19 Diborong Negara-negara Kaya, Bagaimana Nasib Indonesia dan Negara Pas-pasan Lainnya?
Fasilitasi yang dimaksudkan adalah pelaporan aksi penganiayaan yang dialami sopir ambulans tersebut ke pihak kepolisian.
"Petugas dan manajemen RSUP Kandou Manado telah melaporkan kejadian ke Polresta Manado," kata Steaven saat dikonfirmasi lewat pesan singkat, Senin (21/9/2020).
Hingga berita ini diturunkan, pihak kepolisian setempat belum berhasil dihubungi.