Sosok.ID - Organisasi kesehatan dunia (WHO) menegaskan bahwa vaksin covid-19 tidak akan tersedia hingga pertengahan tahun 2021.
WHO tidak ingin terburu-buru mengedarkan vaksin virus corona, sebab pembuatan vaksin harus melalui banyak tahapan, yang jika tidak diteliti secara detail justru dapat berakibat fatal.
Virus yang kian merebak ini telah memunculkan banyak kekhawatiran, sehingga keberadaan vaksin menjadi sangat dinantikan.
Namun beredar kabar bahwa negara-negara kaya telah memborong vaksin virus corona, sehingga nasib negara miskin dan berkembang dipertanyakan.
Sekelompok negara kaya yang mewakili 13% dari populasi global telah membeli lebih dari setengah dari dosis vaksin virus corona baru di masa depan, menurut laporan Oxfam pada Rabu (16/9).
Oxfam, organisasi non-pemerintah, menganalisis kesepakatan yang dibuat produsen vaksin untuk lima kandidat vaksin terkemuka yang saat ini dalam uji coba tahap akhir, berdasarkan data dari penurasahaan analitis Airfinity.
"Akses ke vaksin penyelamat tidak harus bergantung pada di mana Anda tinggal atau berapa banyak uang yang Anda miliki," kata Robert Silverman dari Oxfam America seperti dikutip Channel News Asia.
"Pengembangan dan persetujuan vaksin yang aman dan efektif sangat penting, tetapi yang tidak kalah pentingnya adalah memastikan vaksin tersedia dan terjangkau bagi semua orang. Covid-19 ada di mana-mana," ujar dia.
Lima vaksin yang Oxfam analisis berasal dari AstraZeneca, Gamaleya, Moderna, Pfizer, dan Sinovac.
Oxfam menghitung, kapasitas produksi gabungan dari lima kandidat vaksin ini mencapai 5,9 miliar dosis. Ini cukup untuk hampir tiga miliar orang, mengingat akan atau sangat mungkin membutuhkan dua dosis per orang.