Kesepakatan pasokan sejauh ini untuk 5,3 miliar dosis, dengan 2,7 miliar atau 51% di antaranya telah dibeli oleh negara-negara maju, teritori, dan kawasan, termasuk Amerika Serikat (AS), Inggris, Uni Eropa, Australia, Hong Kong dan Makau, Jepang, Swiss, serta Israel.
Sisa 2,6 miliar dosis telah dibeli oleh atau dijanjikan ke negara-negara berkembang, termasuk India, Bangladesh, Cina, Brasil, Indonesia, dan Meksiko.
Oxfam menambahkan, salah satu kandidat vaksin virus corona terkemuka, yang dikembangkan oleh Moderna, bahkan telah menerima uang sebesar US$ 2,5 miliar.
Oleh karena itu, Oxfam dan organisasi lain menyerukan agar "vaksin rakyat" gratis didistribusikan secara adil berdasarkan kebutuhan.
"Ini hanya akan mungkin jika perusahaan farmasi mengizinkan vaksin diproduksi seluas mungkin, dengan membagikan pengetahuan mereka secara bebas tanpa paten, daripada melindungi monopoli mereka dan menjual kepada penawar tertinggi," sebut Silverman.
Ia menambahkan, perkiraan biaya penyediaan vaksin virus corona untuk semua orang di Bumi kurang dari 1% dari anggaran untuk pemulihan ekonomi global.
Artikel ini telah tayang di Kontan dengan judul Sekelompok negara kaya borong lebih dari 50% dosis vaksin virus corona.
(*)