Hal ini disampaikan Said Abdullah saat rapat dengan pemerintah mengenai RAPBN 2021 di Jakarta, Jumat (11/9/2020).
"Kejadian kemarin sangat disesalkan, atas pernyataan yang begitu bombastis, dramatis oleh Gubernur DKI, Bapak Anies Baswedan sehingga timbulkan hal tidak perlu," ujarnya, dikutip dari Kompas.com.
Said mengemukakan, anjloknya harga saham berpotensi menghancurkan banyak korporasi.
“Kalau korporasi hancur maka ritel hancur,” tegasnya.
Menyadur sumber yang sama, Said menyebut volatilitas pasar saham menjadi tantangan berat bagi Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk kembali menstabilkan pasar keuangan dan mengembalikan kepercayaan para pelaku pasar.
“Ini lah tantangan berat OJK dan BI,” jata Said.
Said pun meminta BI terus berkoordinasi dengan para pemangku kebijakan demi menjaga nilai tukar rupiah.
"Kami harap Gubernur BI menjaga stabilitas di sektor keuangan."
"Kita khawatir upaya yang dilakukan Gubernur BI sisa-sia bagi kita semua kalau tidak di antara kita koordinasi yang baik di semua lini,” ujar dia.
Sebelum Said Abdullah, Menko Ekonomi Airlangga Hartanto juga menyampaikan hal serupa mengenai rontoknya IHSG yang tertekan karena pernyataan Anies Baswedan.