Sosok.ID - Selama beberapa bulan ini, militer Amerika Serikat (AS) disibukkan dengan menggempur Indo-Pasifik lebih tepatnya di kawasan Laut China Selatan.
Bahkan Donald Trump kirim setidaknya 65 persen armada Angkatan Lautnya untuk menekan China.
Tindakan militer itu disebut oleh pihak AS sebagai sebuah tindakan perdamaian atas konflik yang melibatkan beberapa negara dengan China di kawasan tersebut.
Namun apa yang dilakukan oleh AS itu dianggap oleh pihak Beijing sebagai sebuah intervensi dan penghinaan.
Konsentrasi militer AS pun dipusatkan di kawasan tersebut termasuk dengan mengirim beberapa kapal induk milik mereka dalam satu kawasan yang sama.
Hal itu menjadi kali pertama setelah puluhan tahun, beberapa kapal induk AS berada di satu lautan yang sama.
Pengalihan konsentrasi di Laut China Selatan itu membuat AS kini terlena.
Belum lama ini militer Rusia dengan leluasa menggelar latihan perang di lepas pantai AS.
Peristiwa tersebut adalah pertama kali dalam beberapa dekade terakhir.