Sementara Taiwan menolak hal itu, dan menyatakan diri bahwa mereka adalah negara yang merdeka dan tidak ingin menjadi bagian dari Beijing.
Akan tetapi menurut beberapa sumber, China menyebut reunifikasi Taiwan adalah keniscayaan yang tidak bisa ditawar.
Sehingga prajurit China yang dikirim ke wilayah itu baru-baru ini dikatakan harus siap mati jika perang terjadi.
Maka dari itu, mereka diperintahkan untuk menulis surat perpisahan pada keluarga dan kerabatnya, jika perang pecah sewaktu-waktu.
"Jika perang pecah besok, saya tidak akan pernah ragu. Saya memilih seragam ini," tulis seorang prajurit China
"Yakinlah bangsa, kami akan berhasil menyelesaikan tugas dan kemenangan," tulis tentara lainnya.
Menurut situs berita China Sina, tindakan menulis surat perpisahan ini, adalah bagian dari proses pelatihan pasukan yang dilakukan di Zona Perang Timur di Fujian.
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk membantu tentara Tiongkok untuk tetap kuat, dan siap bertempur.
Setiap prajurit akan menulis 3 surat perpisahan dengan kerabat, salah satu isinya ucapan selamat tinggal demi membela tanah airnya.
Sementara satu surat lainnya berisi tekad seorang prajurit, untuk pergi berperang.