Sosok.ID - Dalam peringatan HUT ke-75 RI pada 17 Agustus 2020 ini, secara khusus Kim Jong Un menguncapkan selamat atas kemajuan yang di capai oleh Indonesia.
“Serta membangun masyarakat yang sejahtera di bawah panji kedaulatan, kemerdekaan, dan non-blok yang ditinggikan,” kata Kim Jong Un, dikutip dari situs resmi Kementerian Luar (Kemlu) Negeri Korea Utara.
Ucapan tersebut menjadi sebuah hal istimewa dan jadi perhatian publik.
Bukan karena isu mengenai keadaan pemimpin Korea Utara yang dikabarkan koma selama beberapa bulan terakhir.
Tetapi lebih kepada hubungan dua negara yang memiliki ideologi yang berbeda ini.
Apalagi di Indonesia sendiri, ideologi yang dianut oleh Korea Utara adalah hal tabu, bahkan dilarang oleh negara.
Sebagaimana diketahui oleh publik, Korea Utara adalah salah satu dari beberapa negara yang masih mempertahankan ideologi komunis.
Ternyata hubungan erat antar kedua negara ini telah terjalin cukup lama.
Apalagi kedua negara tak pernah saling bersinggungan hingga menimbulkan konflik.
Hal itu diutarakan oleh mantan Duta Besar Korea Utara untuk Indonesia Ri Jong Ryul, sebagaimana dilansir Wartakota.
Pada 1964, Soekarno melakukan kunjungan resmi ke Korea Utara yang dibalas dengan kunjungan Kim Il Sung dan anaknya, Kim Jong Il, ke Indonesia pada April 1965.
"Selain untuk mempererat hubungan bilateral, kunjungan Kim Jong Il saat itu sekaligus untuk menghadiri peringatan 10 tahun Konferensi Asia Afrika yang pertama kali diadakan pada 1955 di Bandung," kata Ri, seperti dikutip Antara pada 2015.
Bahkan persahabatan kedua negara telah dimulai dari kakek pemimpin Korea Utara saat ini, Kim Il Sung.
Kala itu bahkan Kim Il Sung memiliki kedekatan yang istimewa dengan Presiden Pertama Indonesia, Soekarno.
Tak sampai disitu saja, Bung Karno pernah mengajak Kim Il Sung untuk berkeliling di Kebun Raya Bogor.
Selain diajak jalan-jalan, Kim Il Sung diberi anggrek yang menarik hatinya, lalu dinamakan Kimilsungia.
Bunga itu kemudian dibudidayakan secara luas di Korea Utara.
Bahkan ada Festival Kimilsungia yang diadakan setiap tahun.
Festival tersebut diadakan untuk memperingati HUT Kim Il Sung sekaligus menghormati hubungan antara Korea Utara dan Indonesia.
"Karena itulah, negara kami tidak akan pernah melupakan Indonesia," ujar Ri.
Bahkan secara khusus, Kim Il Sung pernah mendapatkan penghargaan Star of Soekarno dari Yayasan Pendidikan Soekarno (YPS).
Yayasan yang didirikan oleh Rachmawati Soekarnoputri tersebut pernah memberikan penghargaan pada beberapa tokoh-tokoh internasional.
Lebih tepatnya pada tahun 2015 silam, YPS secara khusus memberikan penghargaan Star of Soekarno pada empat tokoh dunia.
Yakni Mahathir Mohamad dari Malaysia, Hugo Chavez dari Venezuela, Fidel Castro dari Kuba dan Kim Jong Un dari Korea Utara.
Kim Jong Un dianugerahi Star of Soekarno karena dinilai memiliki komitmen tinggi dalam menjaga perdamaian di Semenanjung Korea dan pada saat bersamaan berhasil mempertahankan kedaulatan bangsanya.
Kim Jong Un juga dinilai memiliki perhatian yang serius pada upaya menyejahterakan kehidupan rakyat Korea Utara.
"Bung Karno mengajarkan kita untuk menjalin hubungan baik dengan semua negara, mempertahankan kedaulatan dan kepentingan nasional, serta mengedepankan cara-cara damai dalam mempertahankan eksistensi negara," ujar Teguh.
Diberitakan Wartakota, pada 2000, Rachma mengunjungi Pyongyang dan selanjutnya mendirikan dan memimpin Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Korea Utara.
"Mereka yang menghujat hanya mendapatkan informasi sepihak dari media Barat yang sarat kepentingan Barat, tanpa memiliki pengalaman berinteraksi dengan publik Korea Utara dan pemimpin-pemimpin Korea Utara," ujar Rachma. (*)