Dia enggan berkomentar. Jumri meminta ibunya untuk diwawancarai.
Nahdawati, ibunda Jumri, menuturkan, keluarganya bingung mencari pengganti uang panaik padahal hari H makin dekat.
Dia menuturkan, pada saat kejadian, dirinya sedang berada di rumah.
Saat mendengar teriakan kebakaran dari tetangga sebelah rumahnya, Nahdawati langsung bergegas keluar rumah sambil mencari anak-anak dan anggota keluarganya.
Karena panik Nahdawati tidak sempat lagi menyelamatkan barang-barang berharga di rumahnya, termasuk uang panaik Rp 25 juta.
"Tidak tahu juga ini, Pak. Saya bingung bagaimana urusannya nanti.
Padahal proses lamaran sudah selesai, tinggal waktu pernikahannya," tutur Nahdawati sedih.
Dalam kebakaran tersebut, sedikitnya 19 unit rumah dan sebuah panti asukan terbakar.
Sebanyak 11 rumah di antaranya ludes dan rata dengan tanah, sedangkan selebihnya mengalami kerusakan berat.
Sejumlah keluarga korban yang rumahnya rusak dan hanya sebagian terbakar saat kejadian kini mulai membenahi rumah mereka.