Hebatnya, strategi yang digunakan pasukan TNI bukanlah menggempur tempat penyandraan korban dengan senjata penuh.
Melainkan dengan tindakan persuasif termasuk dengan pendekatan serta negosiasi yang akhirnya berbuah manis dengan dilepaskannya warga negara AS tersebut.
Tanpa gentar, pasukan TNI yang bertugas awalnya menuju markas kelompok tersebut hingga akhirnya bisa menjalin komunikasi dengan bandit-bandit Kongo.
Setelah dapat berkomunikasi, SCD Lulimba Satgas Indo RDB XXXIX-B Monusco bersama Regiment Commander FARDC, Commander Local Police dan Team MSF melaksanakan briefing untuk negosiasi akhir dalam rangka membebaskan sandera.
Briefing tersebut untuk menentukan langkah yang digunakan oleh prajurit TNI yang bertugas untuk bisa menyelamatkan sandera.
Tak hanya itu saja, ada beberapa langkah yang juga disiapkan untuk mengantisipasi segala kemungkinan yang dapat terjadi.
Pasalnya lawan atau kelompok yang menyandera WNA tersebut bukan kelompok sembarangan.
Bila salah langkah sedikit saja bisa berakibat fatal baik bagi pasukan TNI maupun sandera itu sendiri.
Baca Juga: Hari Ini dalam Sejarah : Aksi Koboi F-18 US Navy di Langit Bawean Dicegat F-16 TNI AU
Namun pasukan TNI yang bertugas lebih mendahulukan tindak persuasif dengan kelompok bandit tersebut.