Sosok.ID - Siapa yang tak tahu karakter bulat berwarna kuning yang menunjukkan wajah tersenyum alias Smiley Face?
Rasanya karakter yang satu ini selalu wira-wiri di sekitar kehidupan kita saat ini.
Namun, pernahkah kamu berpikir siapa sosok di balik karakter yang sangat populer di dunia itu?
Ialah seorang pria bernama Harvey Ball.
Gambar "lingkaran kuning dengan dua titik hitam sebagai mata dan sebuah garis lengkung mewakili wajah tersenyum" itu dibuatnya pada tahun 1963.
Kala itu, Ball dibayar sebesar USD 45 (sekitar Rp 665.838 untuk kurs saat ini) oleh kliennya.
Seniman lepas yang tinggal di Massachusetts itu hanya menghabiskan waktu 10 menit untuk membuat karakter yang kini telah melanglang buana ke seluruh penjuru dunia tersebut.
Namun, sayangnya tidak banyak yang mengetahui sosoknya.
Melansir dari The Hustle, penciptaan karya fenomenal itu berawal dari sebuah perusahaan asuransi jiwa lokal memutuskan untuk bergabung dengan pesaingnya di luar kota.
Karena keputusan itu, moral karyawan perusahaan tersebut menurun.
Untuk itu, Bell kemudian disewa oleh perusahaan itu untuk menciptakan "semacam desain yang unik dan menyenangkan" untuk menghidupkan kembali semangat di kantornya.
Saat itu lah, karakter wajah tersenyum berwarna kuning itu tercipta.
Dengan cepat, desain itu menyebar luas dalam budaya Amerika hingga akhirnya meluas ke berbagai negara di dunia.
Walaupun karyanya digunakan tanpa izin oleh orang lain, namun Bell tak pernah mengklaim royalti dari desain tersebut.
Selain bayaran USD 45 dari perusahaan asuransi jiwa itu, Bell tak pernah menerima sepeser pun royalti dari hasil karyanya itu.
Malahan, dilaporkan bahwa seoran jurnalis muda dari Perancis bernama Franklin Loufrani yang mengajukan merek dagang Perancis untuk desain tersebut.
Hal itu dilakukannya setelah melihat potensi pemasaran wajah tersenyum yang ikonik itu.
Loufrani pertama kali menerbitkan wajah tersenyum berwarna kuning itu di sebuah koran Perancis pada tahun 1971.
Jurnalis muda itu kemudian melisensikan ikon tersebut dan mendirikan The Smiley Company.
Hingga kini, perusahaan itu masih dijalankan pria berusia 76 tahun itu dan putranya, Nicolas Loufrani.
Setiap tahunnya, The Smiley Company menghasilkan hampir USD 500 juta (sekitar Rp 7,3 miliar) dalam perjanjian lisensi.
Perusahaan itu juga bekerja dengan merek-merek besar seperti Nutella, McDonald, Coca Cola, Dunkin 'Donuts, dan Nivea.
Meskipun Loufrani sering dikreditkan untuk mengkomersilkan desain Smiley Face, tak jarang pula ia menerima kritik karena telah mengambil karya Ball dan mempopulerkannya.
Harvey Ball, ilustrator asliSmiley Faceitu, diketahui telah meninggal dunia pada 2001 silam di usianya yang ke-79 tahun.
Dia hanya menerima USD 45 sekali untuk hasil karyanya yang fenomenal.
Dikatakan bahwa dia "meninggal dunia tanpa penyesalan" dan karakter wajah tersenyum buatannya "telah memenuhi tujuan hidupnya".
Putra Ball mengatakan kepada pers bahwa ayahnya bukanlah "seseorang yang didorong oleh uang".
Ucapan terima kasih yang didapat sang ayah selama hidupnya sudah sangat berharga, tambahnya.
"Dia bangga dan senang telah melayani negaranya dan membesarkan keluarga yang tidak pernah menginginkan apa pun.
"Dia mendapat pujian dari anak-anak di sekolah.
"Dia mendapat surat dari seluruh dunia yang berisi ucapan terima kasih karena telah menciptakan Smiley.
"Bagaimana Anda dapat menilai hal itu dengan uang?
"Dia meninggal dunia tanpa permintaan maaf dan tanpa penyesalan."
(*)