Follow Us

Menyerah dengan Sikap Negara ASEAN Terutama Indonesia, Tiongkok Mau Berunding Soal Kode Etik Laut China Selatan, Pakar Sebut Hanya Akal-akalan

Andreas Chris Febrianto Nugroho - Jumat, 10 Juli 2020 | 08:13
Menyerah dengan Sikap Negara ASEAN Terutama Indonesia, Tiongkok Mau Berunding Soal Kode Etik Laut China Selatan, Pakar Sebut Hanya Akal-akalan
China Military

Menyerah dengan Sikap Negara ASEAN Terutama Indonesia, Tiongkok Mau Berunding Soal Kode Etik Laut China Selatan, Pakar Sebut Hanya Akal-akalan

Sosok.ID - Setelah berbulan-bulan lamanya unjuk kekuatan militer di Laut China Selatan, pemerintah Tiongkok sepakat untuk memulai kembali perundingan dengan negara-negara Asia Tenggara yang khawatir mengenai kode etik kelautan.

Langkah ini diambil untuk memulihkan citranya di luar negeri setelah penyebaran Covid-19.

Melansir Voice of America (VOA), Beijing mengatakan pada 1 Juli dalam sebuah konsultasi dengan para pemimpin Asia Tenggara bahwa mereka akan melanjutkan negosiasi mengenai kode etik Laut China Selatan yang sudah tertunda sejak tahun 2002.

Kode etik ini akan membantu kapal menghindari kecelakaan dan menyelesaikan kecelakaan di Laut China Selatan yang luas dan ramai.

China dan mitra perundingannya yang beranggotakan 10 negara anggota ASEAN, sejauh ini menolak untuk membahas topik tersebut pada tahun ini karena tengah bergulat dengan wabah Covid-19.

Baca Juga: Ketegangan Hampir Berbuah Perang Samudera, Militer AS dan Tiongkok Gelar Latihan di Laut China Selatan Saling Berhadapan: Mereka Melihat Kami dan Sebaliknya

Sebelumnya, kondisi di wilayah Laut China Selatan sempat memanas.

Di paruh pertama tahun ini, China tercatat sudah menerbangkan pesawat militer setidaknya delapan kali di sudut laut dekat Taiwan dan mengirim kapal survei ke saluran-saluran saluran air yang diklaim oleh Malaysia dan Vietnam.

Bahkan pada pekan lalu, negara itu mengadakan latihan militer Laut China Selatan dengan fokus nyata pada serangan amfibi.

“Saya pikir alasan mengapa China menawarkan pembicaraan adalah karena merasa sangat yakin bahwa itu berada dalam posisi yang kuat dan dapat membentuk arah atau lintasan diskusi dan rekan-rekannya tidak dalam posisi yang kuat, karena virus corona (dan) karena mereka tidak memiliki aset apa pun di lautan,” jelas Stephen Nagy, seorang profesor senior bidang studi politik dan internasional di International Christian University di Tokyo kepada VOA.

Anggota ASEAN, Brunei, Malaysia, Filipina, dan Vietnam mengklaim bagian dari lautan 3,5 juta kilometer persegi.

China dan Taiwan mengklaim hampir semuanya. Pengadu saingan menghargai jalur air untuk perikanan, jalur pelayaran, dan cadangan bahan bakar fosil.

Source : Kontan.co.id

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho

Baca Lainnya

Latest