Ia mengatakan UNHCR prihatin bahwa lebih banyak insiden yang tidak dilaporkan atau hanya dirujuk sampai pada sesepuh masyarakat.
Untuk diketahui, di negara asal mereka, para gadis Kamerun berisiko hamil dan menikah dini.
Menurut UNICEF, dalam periode antara 2008 dan 2014, sejumlah 13 persen gadis-gadis Kamerun menikah pada saat mereka berusia 13 tahun.
Menurut Dewan Medis Kamerun, 25 persen kehamilan terjadi pada gadis yang masih berusia sekolah, dan 20 persen gadis hamil tidak kembali bersekolah.
Ketakutan menghantui banyak keluarga pengungsi dari Kamerun dan menambah level bahaya bagi putri mereka.
Terkait hal itu, menyetrika payudara merupakan satu harapan bagi sebagian orang lainnya.
Para aktivis telah memperingatkan tentang konsekuensi kesehatan fisik dan psikologis para korban.
"Gadis-gadis menjalani prosedur berisiko, masalah seperti kanker payudara, kista, dan ketidakmampuan untuk menyusui," kata Salome Gambo.
"Belum lagi luka fisik dan psikologis yang terkait dengan kebiasaan itu," tambahnya.
"Sudah saatnya keluarga mengakhiri pelecehan semacam itu," tegasnya.