Di Adagom dan Okende inilah terjadi banyak laporan pelecehan seksual oleh anggota masyarakat yang merupakan tuan rumah, atau pun dari pengungsi lain.
"Akhir-akhir ini, Anda tidak bisa keluar rumah tanpa bertemu dengan seorang pria yang menuntut seks, atau sekedar mengundang ke rumahnya.," tutur gadis berinisial Q kepada Al Jazeera.
Q yang masih berusia 17 tahun itu melarikan diri bersama orang tuanya dari kota Mamfe, perbatasan barat daya Kamerun untuk tinggal di Adegom.
"Tidak ada gadis yang aman di sini," tuturnya.
Diketahui, lebih dari 12 gadis Kamerun yang tinggal di pemukiman Adagom dan Okende, secara rutindilecehkan secara seksual oleh laki-laki.
"Saya butuh uang untuk membeli pembalut wanita, saya pergi untuk meminta bantuan seorang pria, begitu saya menghampiri, laki-laki itu mulai menyentuh saya," kata gadis berinisial L (16).
"Aku lari ketika dia mencoba menyeret tubuhku ke arahnya," tambah gadis berinisial L.
Khawatir tentang keselamatan putri mereka yang masih berusia 13 tahun, pasangan berinisial H dan sang suami membuat keputusan untuk menyetrika payudara sang anak.
Keputusan itu diambil setelah anaknya melaporkan bahwa pria yang rumahnya ia bersihkan telah menyentuh bagian tubuhnya.
"Pelecehan yang dihadapinya membuat kami mantap memutuskan (untuk menyetrika payudaranya)," kata ibu H.