Ia berpendapat, kritik-kritik keras yang ditujukan bagi pemerintahan saat ini tak lain dan tak bukan adalah demi kebaikan Indonesia sendiri.
"Kita harus keras dong ini ngomongnya, kita tidak mau negara ini hancur," katanya.
Lebih lanjut Refly Harun menanyakan alasan mengapa Tengku Zul bersikap demikian, sedangkan Wakil Presiden Indonesia sendiri merupakan Ketua MUI yang juga rekannya.
Terlebih saat Pilpres 2019 lalu, Tengku Zul berada di pihak Prabowo Subianto, bukan Ma'ruf Amin.
"Padahal kan Kyai Ma'ruf sudah ke Presiden Jokowi," kata Refly.
Tengku Zul kemudian mengakui, ia memang memiliki ketidakcocokan dengan pihak Jokowi.
Karena ada Jokowi disamping KH Ma'ruf Amin itulah dirinya tidak bisa mendedikasikan sepenuhnya untuk pemerintah.
"Kalau Kyai Maruf yang jadi presiden saya tim kampanyenya, pakai duit saya," balas Ustaz Zul.
"Tapi ada Jokowi di situ ya separuh-separuh lah. Kalau Jokowi wafat Kyai Maruf jadi presiden, baru saya banyak banyak membantu. Tapi kalau salah ya tetap dikritik," lanjutnya.
Kaget mendengar jawaban narasumbernya, Reflu Harun menimpali, "Wah ini pernyataannya keras banget nih."