"Ini adalah peluang besar bagi kita untuk berlatih bersama dalam skenario yang kompleks," kata Laksamana Muda AS Doug Verissimo, komandan Carrier Strike Group 9 seperti yang dikutik Japan Times.
"Dengan bekerja bersama dalam lingkungan ini, kita meningkatkan keterampilan taktis dan kesiapan kita dalam wajah daerah yang semakin bertekanan dan Covid-19. "
Selat Luzon adalah salah satu pintu masuk ke Laut China Selatan dan pergerakan yang dilakukan tiga kapal induk AS tersebut semakin membuat geram China.
Sebab angkatan Laut AS secara teratur melakukan pelatihan dan operasi navigasi yang berdekatan dengan beberapa pulau yang diklaim oleh China, termasuk pulau buatan milik mereka.
Dalam sebuah laporan, Global Times mengatakan bahwa penempatan itu dapat menempatkan pasukan Tiongkok dalam risiko.
"Dengan mengerahkan kapal induk ini, AS berusaha menunjukkan kepada seluruh wilayah dan bahkan dunia bahwa Amerika tetap menjadi kekuatan angkatan laut yang paling kuat, karena mereka dapat memasuki Laut China Selatan dan mengancam pasukan China di pulau-pulau Xisha dan Nansha Sebagai kapal yang melewati perairan terdekat, sehingga AS dapat melakukan politik hegemoniknya,” kata laporan itu mengutip pakar angkatan laut yang berbasis di Beijing, Li Jie.
Kepulauan Xisha dan Nansha adalah nama China untuk rantai Paracel dan Spratly di Laut China Selatan.
Li juga mengatakan bahwa China dapat melawan AS dengan mengadakan latihan angkatan lautnya sendiri di perairan pada saat yang sama.
Ternyata diam-diam China telah mempersiapkan senjata rahasia yang mereka sebut dapat menenggelamkan kapal induk AS.
Berbagai senjata canggih yang disebut bisa menghancurkan kapal induk, termasuk "pembunuh kapal" DF-21D dan rudal balistik "pembunuh Guam" DF-26.