Sosok.ID - Belakangan jagat maya dihebohkan dengan video rombongan keluarga yang nekat bawa paksa jenazah pasien positif Covid-19 dari rumah sakit.
Dalam rekaman yang beredar di media sosial, salah satunya diunggah oleh akun Twitter @antoniusdc666, terlihat jenazah tersebut dibawa kabur beserta ranjang rumah sakitnya.
Dalam tayangan tersebut, terlihat segerombol orang membawa ranjang rumah sakit yang diduga terdapat jenazah pasien positif Covid-19 di atasnya.
Di dekat pintu keluar rumah sakit, segerombol orang telah menyambut mereka dan ikut serta membantu membawa jenazah itu keluar dari rumah sakit.
Melansir dari Tribun Jatim, insiden yang kemudian menjadi viral ini terjadi di Rumah Sakit Paru Karang Tembok Surabaya.
Kejadian ini pun dibenarkan oleh Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur, Joni Wahyudi.
Joni pun menjelaskan kronologi yang ia dapat dari Dirut RS Paru Karang Tembok dalam konferensi pers yang digelar pada Selasa (9/6/2020).
Dalam kesempatan itu, ia mengatakan, insiden bermula ketika pasien dinyatakan meninggal dunia pada Kamis, 4 Juni 2020.
Namun, pihak rumah sakit kesulitan menghubungi keluarga pasien hingga pukul 08.00 baru berhasil tersambung.
"Jadi mulai jam lima meninggalnya. Kemudian pukul 09.00 ada dua keluarga pasien yang meminta masuk untuk memastikan bahwa yang meninggal itu ibunya," ujar Joni, seperti dikutip Sosok.ID dari Tribun Jatim.
"Setelah keluarga melihat, petugas melanjutkan perawatan jenazah kembali sesuai dengan protokol COVID-19.
"Kemudian yang melihat jenazah itu juga berunding lagi dengan keluarga yang lain," tambahnya.
Namun, terangnya, sekitar pukul 11.00 WIB, rombongan orang yang diperkirakan berjumlah 10 orang tiba-tiba menggeruduk ruang isolasi jenazah yang terletak di lantai empat.
Segerombolan orang tersebut kemudian membawa paksa jenazah pasien beserta tempat tidurnya.
Petugas rumah sakit kemudian melaporkan rombongan keluarga yang membawa kabur jenazah pasien positif Covid-19 itu ke diektur.
"Selanjutnya melapor ke security supaya keluarga membawa jenazah dihentikan," ujar Joni.
"Dan ini juga sudah dilaporkan ke kepolisian, Babinkamtibmas bahwa pasien atau jenazah tersebut adalah pasien Covid-19, yang sebelumnya dirawat di Rumah Sakit PHC Surabaya, hasil PCRnya positif," tambahnya.
Namun, karena petugas tak berhasil menghalangi rombongan keluarga itu, pihak rumah sakit kemudian mengirim perawat ke rumah almarhum untuk membantu melaksanakan pemulasaran jenazah.
"Bayangkan, sampai perawat datang ke rumah almarhum dengan dua ambulans," lanjut Dirut RSUD dr Soetomo ini.
Tetapi, bukannya disambut dengan baik, petugas medis yang sudah jauh-jauh datang ke rumah duka malah diamuk warga yang menolak melakukan pemakaman sesuai protokol Covid-19.
"Selanjutnya, masa anarkis dengan memukul mobil ambulan dan mendorong petugas, tidak ada polisi pada waktu itu. Petugas sampai berlindung ke depot air isi ulang," ucap Joni.
"Dan petugas kembali ke rumah sakit, setelah jenazah dibawa oleh mobil ambulan menuju ke TPU Keputih Surabaya," lanjutnya.
Joni mengatakan, perbuatan anarkis karena melawan protokol kesehatan dapat dikenakan sanksi.
Namun, niat itu ia urungkan dengan alasan simpati.
"Cuma ini orang yang sudah meninggal dan keluarga dalam keadaan sedih, masa akan dilaporkan ke polisi," ujarnya.
Ia hanya menyayangkan insiden yang dilakukan oleh keluarga tersebut.
"Saya kira ini pelajaran karena Covid-19 ini adalah barang baru sehingga terkadang belum diterima oleh masyarakat," pungkasnya.
(*)