AS, lanjut Zhao, juga terlibat dalam provokasi militer dan berusaha untuk mendorong pertikaian antara China dengan negara-negara regional.
"Tidak ada yang kondusif bagi perdamaian dan stabilitas di Laut Cina Selatan," kata Zhao.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, dalam surat yang disampaikan oleh duta besar AS untuk PBB, Kelly Craft, AS mendesak PBB untuk menolak klaim maritim China di Laut China Selatan dengan mengatakan mereka tidak mematuhi Konvensi Hukum Laut AS 1982 (Unclos).
“Karena klaim-klaim tersebut dimaksudkan untuk secara tidak sah mengganggu hak dan kebebasan yang dinikmati oleh Amerika Serikat dan semua negara lain, Amerika Serikat menganggap penting untuk mengulangi protes formal atas pernyataan tidak sah ini dan menggambarkan hukum internasional laut yang relevan, seperti tercermin dalam konvensi,” tulisnya dalam surat itu seperti yang dilansir dari South China Morning Post.
Surat itu muncul sekitar enam bulan setelah China menggarisbawahi klaimnya terhadap banyak perairan yang diperebutkan.
Mereka juga memberi tahu PBB pada bulan Desember bahwa Beijing memiliki hak berdaulat untuk semua pulau di Laut China Selatan, termasuk Pulau Paracels dan Spratlys.
Pemberitahuan itu memicu berbagai keberatan dari negara-negara di Asia Tenggara.
(*)
Artikel ini pernah tayang di Kontan.co.id dengan judul "Jubir Tiongkok: Kedaulatan China di Laut China Selatan tidak akan diubah!"