Dirinya harus langsung berhadapan dengan masalah tahunan Surabaya kala itu, yakni banjir.
Banjir di mana-mana, bahkan membuat Risma kala itu tak bisa tidur selama tiga hari lantaran menyelesaikan masalah tersebut.
Hingga salah satu stafnya pernah berkata bahwa banjir yang terjadi di Surabaya adalah kiriman dari kota lain.
Tapi Risma tak langsung menyerah dan berpangku tangan dengan masalah seperti itu.
"Saya ingat betul omongan staf itu. Saya sampaikan kepada dia bahwa Gusti Allah sudah menciptakan Surabaya berada di tepi pantai di ujung Jawa Timur, itu sudah pemberian Tuhan. Dampaknya apa? Ya kita harus selesaikan banjir itu, hingga sekarang sudah tidak ada lagi banjir kiriman itu. Jadi artinya, kita bisa mengubah itu," ujar Risma.
Pada kesempatan itu, Risma berkali-kali mengajak warga terus bergerak dan melangkah memajukan Kota Surabaya.
Apabila berhasil membantu atau menolong orang, dan orang tersebut berhasil membantu banyak orang, maka ada kenangan yang bisa ditinggalkan.
"Ayo setiap individu harus bergerak untuk memajukan Surabaya, karena kita harus berjuang demi anak-anak kita semua," ujar Risma. (*)