Tri Rismaharini pun juga meminta maaf selama dirinya menjabat sebagai Walikota.
"Ini mungkin perayaan Hari Jadi Kota Surabaya yang terakhir bagi saya, karena tahun depan saya harus meninggalkan balai kota. Karena itu, saya mohon maaf kalau mungkin ada perkataan dan perilaku saya yang kurang berkenan di hati teman-teman sekalian," tutur Risma.
Dalam pesan tersebut, Risma menyampaikan bahwa perkembangan sebuah kota bukan hanya ada di pundak Walikotanya saja.
Seluruh jajaran pegawai pemerintahan serta warga di kota itulah yang menjadi nadi perubahan kota.
Menurutnya sebuah kota tak mungkin bisa berkembang atau berubah sekejap mata tanpa usaha dan kerja keras semua pihak.
Oleh karena itu, Risma pada kesempatan kali ini secara khusus meminta pada jajaran Pemerintah Kota Surabaya untuk selalu bergerak, berpikir dan jangan berhenti memajukan pembangunan kota Surabaya.
Risma pun berpesan bahwa Surabaya bukanlah untuk warga saat ini saya tetapi untuk anak cucu mendatang, jadi harus dijaga bersama-sama.
"Saya minta tolong yang ada di Pemkot Surabaya untuk terus bergerak, berpikir dan berpikir terus jangan sampai berhenti. Ayo kita terus majukan kota tercinta ini. Kalau kota ini maju, maka anak cucu kita akan survive di kotanya sendiri," tutur Risma.
Ia juga teringat saat pertama kali menginjakan kaki di Balai Kota, 10 tahun silam.