Sosok.ID - Hingga kini, ilmuwan dunia masih berjibaku dengan virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan penyakit Covid-19.
Pasalnya kabar mengenai vaksin virus corona masih belum dapat dipastikan.
Diketahui genom virus corona asal Wuhan ini telah bermutasi menjadi lebih banyak sesuai inang dan kondisi geografis yang mempengaruhinya.
Hal ini menyulitkan penemuan vaksin karena karakteristik virus yang terus berubah-ubah.
Baca Juga: Kabar Buruk, Hal Ini Bisa Picu Vaksin Covid-19 Mungkin Tidak Akan Tersedia hingga Tahun 2036
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahkan telah memperingatkan, vaksin Covid-19 mungkin tak bakal tersedia hingga sebelum akhir 2021.
Melansir Kompas.com, tiga perusahaan farmasi terbesar di Amerika Serikat telah berusaha memulai uji klinis tahap pertama pengembangan vaksin.
Tiga perusahaan yang dimaksud yakni Inovio, Moderna, dan Pfizer.
Dunia tengah berlomba-lomba menemukan vaksin, dana-dana digelontorkan demi penelitian para ilmuwan.
Meski dianggap sulit, para peneliti di Oxford University berusaha memenuhi komitmennya untuk memproduksi vaksin pada musim gugur nanti.
Namun pejabat senior WHO menyebut, vaksin ini tak akan tersedia hingga akhir tahun depan.
"Saya pikir akhir tahun depan adalah ekspektasi yang sangat masuk akal," kata Fisher dilansir dari CNBC, Senin (4/5/2020), dikutip via Kompas.com.
Fisher mengatakan, fase 2 dan 3 pengujian vaksin akan memakan waktu lama.
Sebab vaksin harus dipastikan benar-benar aman sebelum diedarkan.
Pada fase 1 yang kini sedang berlangsung, pengumpulan data awal baru dilakukan untuk menilai potensial kerja vaksin, dan baru menuju ke fase selanjutnya ketika sudah memenuhi syarat.
Ia bahkan menyebut, percaya pada komentar Donald Trump tentang vaksin yang akan dikembangkan pada akhir tahun 2020 adalah sesuatu yang premature.
Di lain sisi, CEO Roche, sebuah perusahaan farmasi besar, Severin Schwan juga mengatakan hal serupa.
Ia meragukan kerangka waktu yang diusulkan Trump.
Meskipun Schwan masih meyakini pembuatan vaksin virus corona dapat dipercepat, namun mengembangkannya di akhir tahun 2020 tampaknya tidak mungkin.
"Saya tidak ragu bahwa karena begitu banyak perusahaan bekerja secara paralel dan seperti yang kita lihat kolaborasi yang hebat dengan regulator termasuk FDA, kita benar-benar dapat mempercepat persetujuan vaksin," kata Schwan.
"Tapi tetap saja, biasanya butuh bertahun-tahun untuk mengembangkan obat baru. Sebagian besar ahli sepakat bahwa dibutuhkan setidaknya 12 hingga 18 bulan hingga kita melihat vaksin yang tersedia dalam jumlah yang diperlukan untuk pasien," sambungnya.
Sejauh ini, uji coba untuk antivirus yang dikembangkan Gilead Sciences telah memberikan hasil baik yang mungkin untuk mempersingkat waktu pemulihan pasien.
Namun Fisher menegaskan, vaksin itu masih butuh banyak tahapan sebelum dinyatakan benar-benar selesai.
Maka sebelum vaksin Covid-19 benar-benar ditemukan, seluruh masyarakat dunia harus hidup berdamai dengan virus corona.
Fisher memperingatkan agar setiap individu berperan dalam upaya menjaga kesehatan masyarakat dan tidak hanya mengandalkan pelacakan kontak infeksi.
Lebih lanjut kata Fisher, selalu menerapkan physical distancing dan tetap diam di rumah saat sakit sangat penting dilakukan.
Baca Juga: Harapan Menipis, China Tidak Tahu Siapa Patient Zero Corona Agar Bisa Buat Vaksin Anti Virus
Imbauan Fisher serupa dengan apa yang disampaikan Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu.
"Artinya, sampai ditemukannya vaksin yang efektif, kita harus hidup berdamai dengan Covid-19 untuk beberapa waktu ke depan," ungkap Presiden di Istana Merdeka, Jakarta, dalam video yang diunggah Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden pada Kamis (7/5/2020).
Presiden dalam kesempatan itu mengatakan, angka infeksi kasus virus corona akan menjadi fluktuatif, yakni naik turun tak menentu.
Di waktu menunggu vaksin itulah, peran masyarakat menjadi sangat penting.
Karena aktivitas di luar ruangan tak mungkin selamanya dihindari, Presiden Jokowi tetap akan memperbolehkan beraktivitas, namun dengan batasan-batasan yang kerap kali diserukan.
"Sekali lagi ingin saya tegaskan, yang utama adalah ikuti dengan disiplin protokol kesehatan. Silakan beraktivitas secara terbatas, tetapi sekali lagi ikuti protokol kesehatan," katanya.
Menggunakan masker, rajin cuci tangan dan menjaga kebersihan, physical distancing, social distancing, diam di rumah dan menjauhi kerumunan saat sakit, menjadi hal-hal yang selanjutnya akan terus kita lakukan untuk berdamai dengan keberadaan virus corona.
"Semua ini membutuhkan kedisiplinan kita semuanya, kedisiplinan warga, serta peran aparat yang bekerja secara tepat dan terukur," tandasnya. (Rifka/Sosok.ID)