Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Ayahnya Dibantai Oleh Pemerintah Kolonial Saat Ia Berusia 10 Tahun, Pria Asal Indonesia Nekat Berangkat ke Belanda Untuk Menggugat dan Berhasil, Ini Hasil Gugatannya!

Andreas Chris Febrianto Nugroho - Rabu, 29 April 2020 | 17:35
Ayahnya Dibantai Oleh Pemerintah Kolonial Saat Ia Berusia 10 Tahun, Pria Asal Indonesia Nekat Berangkat ke Belanda Untuk Menggugat dan Berhasil, Ini Hasil Gugatannya!
Kolase Kompas.com/ABC

Ayahnya Dibantai Oleh Pemerintah Kolonial Saat Ia Berusia 10 Tahun, Pria Asal Indonesia Nekat Berangkat ke Belanda Untuk Menggugat dan Berhasil, Ini Hasil Gugatannya!

Dikutip dari Kompas.com, menurut sejarawan Chris Lorenz, "Pemerintah Belanda pada awalnya mencoba untuk mewakili perang kolonial sebagai kelanjutan Perang Dunia II, yaitu perjuangan demokrasi Belanda melawan Jepang 'fasis'."

Namun pada kenyataannya, kekaisaran Belanda yang mulai melemah saat itu, mengobarkan perang sebagai upaya mendapatkan kembali Indonesia yang kaya sumber daya alam.

Baca Juga: Larangan Mudik Kelewat Telat, Bekas Pasangan Jokowi Meradang: Presiden ya Jangan ke Solo Dulu! Masa VVIP Saya Karantina

Tindakannya termasuk menyerbu desa-desa, memisahkan laki-laki dari perempuan dan anak-anak.

Orang-orang yang diduga memiliki sikap anti-Belanda langsung dieksekusi.

Penyelidikan Belanda pada tahun 1950-an menemukan lebih dari 3.000 orang telah dibunuh selama 3 bulan, tapi Indonesia memperkirakan jumlah korban jauh lebih tinggi.

Kasus Andi bukan yang pertama kali ditangani oleh pengacara Liesbeth Zegveld.

Baca Juga: Achmad Yurianto Mengucap Syukur Atas Penanganan Covid-19 Indonesia, Ada Apa?

Andi Monji (kanan) mendapat ganti rugi Rp 168 juta, karena menjadi korban kekejaman kolonial Belanda. Ayahnya dieksekusi tentara Belanda saat ia berusia 10 tahun.
(M. van Pagee via ABC)

Andi Monji (kanan) mendapat ganti rugi Rp 168 juta, karena menjadi korban kekejaman kolonial Belanda. Ayahnya dieksekusi tentara Belanda saat ia berusia 10 tahun.

"Kami telah berhasil mendapat ganti rugi dalam bentuk kerusakan moral bagi seorang perempuan Indonesia yang diperkosa tentara Belanda selama pembantaian desanya pada tahun 1949, serta seorang pria Indonesia yang disiksa saat ditangkap Belanda di 1947," katanya kepada ABC.

Baca Juga: Pernah Jauh-jauh ke Switzerland Cuma Kursus Masak Risoles, Syahrini Malah Asyik Mesra-mesraan dengan Suami di Depan Peserta Les Sampai Bikin Netizen Ngiri: Baper Terus Nih!

"Dulu, masa kolonial suatu negara seperti Belanda, dianggap sebagai sumber kebanggaan nasional," kata Liesbeth.

Source :Kompas.com ABC

Editor : Sosok

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x