Sosok.ID - Insiden pengusiran terhadap perawat yang menangani pasien Covid-19 kembali terjadi.
Kali ini insiden tak menyenangkan itu menimpa 3 perawat RSUD Bung Karno, Solo, Jawa Tengah.
Bahkan kejadian ini sampai membuat Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo murka.
Karena itu, pria yang akrab disapa Rudy itu memutuskan untuk mengambil langkah hukum terhadap sang pemilik kos.
Sebelumnya, insiden pengusiran perawat ini telah menjadi viral di media sosial.
Setelah video penjemputan ketiga perawat menggunakan ambulans diunggah ke Instagram RSUD Bung Karno.
Dalam video berdurasi 2 menit 4 detik itu diceritakan bagaimana para perawat yang diketahui bernama Intan, Rahma, dan Siska itu didepak dari kosnya.
Padahal mereka tak pernah memiliki masalah, tetapi tiba-tiba diusir setelah terjadi wabah virus corona.
Sementara itu, sang pemilik kos yang diketahui merupakan seorang bidan bernama Siti Mutmainah telah memberikan klarifikasi terhadap insiden ini.
Dalam jumpa pers yang digelar di Kantor Kecamatan Grogol, Sukoharjo, Selasa (28/4/2020), Siti membantah telah melakukan pengusiran terhadap 3 penghuninya yang merupakan perawat RSUD Bung Karno.
"Intan sudah ngekos selama 8 bulan, Rahma baru 3 hari, dan Siska belum menempati baru bayar DP," ujar Siti, seperti dikutip Sosok.ID dari Tribun Solo.
Menurut pengakuannya, Intan awalnya meminta izin agar dua rekannya bisa tinggal di kos milik Siti.
Dengan dalih keduanya takut dibegal saat pulang malam.
Rahma dan Siska kemudian memberikan kartu identitas kepada Siti dan suaminya, Totok.
Dari situ, Totok sempat merasa curiga setelah melihat identitas Rahma yang diketahui tinggal di Kecamatan Laweyan, Kota Solo.
Sementara Siska berdomisili di kawasan Boyolali.
Kekhawatiran Totok bertambah ketika mengetahui rumah sakit tempat ketiganya mencari nafkah sudah tidak menerima pasien rawat jalan lagi dan sudah mulai merawat pasien Covid-19.
Karena itu, Totok takut untuk membiarkan ketiga perawat itu tinggal di tempatnya.
Siti yang merupakan seorang bidan pun berusaha meyakinkan suaminya, namun Totok tak bisa menerima edukasi tersebut.
"Saya sudah berikan pemahaman ke bapak, tapi dia takut dan kami sering bertengkar," imbuhnya.
Menurut keterangan Siti, suaminya memiliki riwayat penyakit kolitis ulseratif atau radang usus.
Karena itu, penyakit Totok bisa kambuh saat ia merasa stres.
"Saya melihat kondisi kesehatan suami saya, kalau ngedrop bisa kambuh, dan keadaannya dalam kondisi seperti ini sangat membingungkan, hingga tidur dan makannya tidak teratur," jelasnya.
Karena alasan itu, Siti kemudian menghubungi tiga perawat RSUD Bung Karno itu untuk pindah ke tempat lain.
"Saya WA kepada anak-anak itu, dengan berat hati dan demi keamanan bersama, untuk pindah ketempat yang lebih aman," ujar Siti.
"Tidak ada pemaksaan dan pengusiran," imbuhnya menekankan.
Menurut pengakuannya, pesan itu mendapat respon baik dari ketiga perawat RSUD Bung Karno itu.
"Mereka membalas, iya bu nanti gak papa, nanti barang-barangnya kami ambil," kata Siti menirukan balasan WA tersebut.
Ketiganya kemudian mengemas barang-barang di kos yang berlokasi di kawasan Desa Kwarasan, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo.
"Sorenya sekitar jam 16.00 WIB, ada sebuah mobil elf dan ambulans datang ke kos dan ambil sebagian barangnya yang masih tersisa," tutur Siti.
Saat proses penjemputan itu lah, ada seseorang yang merekam hingga akhirnya menjadi viral di media sosial.
"Kami diberitahu jika RSUD Bung Karno menyiapkan tempat untuk perawat," kata dia.
Baca Juga: Tiba, Saat Petugas Medis Penuh Tekanan Terinfeksi Virus Corona dan Nekat Akhiri Hidupnya..
"Dan kami sudah mengucapkan terimakasih dan minta maaf kepada anak-anan dan manajemen RSUD," terangnya.
Sekali lagi Siti menegaskan bahwa ia tidak bermaksud untuk mengusir ketiga perawat itu.
Ia juga merasa bersyukur karena RSUD Bung Karno telah menyiapkan mess kepada ketiga perawat.
Kendati sudah memberikan klarifikasi, Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo akan tetap melanjutkan kasus ini ke ranah hukum.
"Baru kami susun untuk melaporkan kronologis sepihak untuk disampaikan ke kepolisian.
Hari ini kami sampaikan ke Polres Sukoharjo, yang melaporkan dokter rumah sakit," kata Rudy, Selasa (28/4/2020), seperti dikutip Sosok.ID dari Kompas.com.
Rudy tak membenarkan tindak pengusiran walau pemilik kos beralasan soal kondisi kesehatan suaminya.
"Iya, tidak begitu. Karena ini bicara hak kok. Kalau perawat melaporkan itu hak.
Kita dorong menyampaikan ke Polres diperlakukan tidak adil. Itu masuk pasal pencemaran nama baik," tegas Rudy.
Rudy berharap tindakan tegas yang dilakukannya akan mencegah terjadinya peristiwa serupa di daerah lain.
(*)