Sosok.ID - Nama Tandi Kogoya, ramai diperbincangkan setelah ia melakukan penembakan warga negara asing (WNA) di area PT Freeport Indonesia.
Peristiwa penembakan itu terjadi di Kuala Kencana, Senin (30/3) lalu.
Dalam operasi penegakan hukum yang dilakukan Satgas TNI-Polri pada Kamis (9/4) lalu, Tandi Kogoya merupakan satu dari dua anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang tewas dalam kontak senjata tersebut.
Adapun Tandi Kogoya sebenarnya bukan sosok baru di dunia kriminal KKB Papua.
Hal ini disampaikan oleh Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw.
Paulus menyebut sosok Tandi sebagai seseorang yang agresif dan tak takut pasang badan saat melakukan pemberontakan.
"Dia selalu tampil di depan dalam berbagai kesempatan," kata Paulus, Kamis (16/4) dikutip dari Kompas.com.
Paulus didampingi didampingi Pangdam XVII/ Cenderawasih Mayjen TNI Herman Asaribab, dan Kabinda Papua Brigjen TNI Abdul Haris Napoleon mengatakan, 2017 silam Tandi Kogoya sempat terlibat dalam aksi penyanderaan warga sipil.
Ia juga ikut andil dalam penembakan di wilayah Tembagapura pada tahun yang sama.
Satgas Khusus sempat meringkus keberadaan Tandi di Nabire pada 15 April 2018.
Melansir Kompas.com, Tandi ditangkap karena aksi penembakan di Mile 69 PT. Freeport Indonesia.
Penangkapan tersebut berujung pada vonis 1 tahun 6 bulan. Dimana ia diketahui mengikuti sidang di Pengadilan Negeri Kota Timika.
Baca Juga: Kala Penembak Jitu Kebanggaan KKB Lekagak Telenggen Tewas Dalam Sergapan Pasukan Gabungan TNI-Polri
"Ini yang disayangkan hanya mendapat vonis 1 tahun 6 bulan," ujar Paulus.
Sayangnya hukuman itu tak membuat sosoknya berhenti melakukan tindak kriminal.
Tandi pada Hari Kemerdekaan RI di tahun 2019 mendapatkan remisi dan dibebaskan setelah dinyatakan berkelakuan baik selama menjalani masa tahanan di Lapas Timika.
Menghirup udara segar, Tandi usai menjalani hukumannya balik bergabung dengan KKB Papua di Ugimba, Intan Jaya.
Ia bahkan tergabung sebagai Komandan Batalyon Komando Gabungan Pertahanan (Kogab) 8 Kemabu, Intan Jaya dalam struktur Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB).
Menurut Paulus, dalam struktur itu Tandi Kogoya berada di bawah kepemimpinan Sabinus Waker.
Sejak saat itu Tandi kembali melakukan sejumlah aksi penembakan bersama kelompoknya.
Seperti dikutip dari Kompas.com, Tandi dan rekan-rekannya pada (25/10/2019) menembak mati dua warga sipil yang bekerja sebagai tukang ojek di Sugapa.
Penembakan ini terjadi tepat di jalan menuju kampung Pugsiga, Distrik Hitadipa, Intan Jaya.
Tak hanya kepada warga sipil, ia juga memberondong pasukan TNI di Sugapa pada (17/12/2019) dan menyebabkan dua prajurit Tanah Air meninggal dunia.
Mereka diketahui adalah Lettu Inf Erizal Zuhry Sidabutar dan Serda Rizky Susendo.
Berselang dua hari pada (19/12/2019), ia da kelompoknya melakukan penembakan di Kampung Ugimba dan Kampung Gamagai, mengakibatkan Serda Romadon meninggal dunia, dan 3 prajurit TNI lainnya terluka.
Tiga hari kemudian pada (22/12/2019), penembakan kembali terjadi di Kampung Titigi, Distrik Sugapa, menyebabkan Serda Afriandi mengalami luka tembak.
Beberapa waktu lalu pada (14/2/2020), Tandi mulai tergabung dalam sejumlah kelompok KKB pimpinan dipimpin Lekagak Telenggen menuju Tembagapura, Mimika.
Serangkaian aksi penembakan beruntut mulai terjadi selama ia dan kelompoknya berada di Tembagapura.
Salah satunya yakni penyerangan kendaraan patroli Polsek tembagapura.
Menurut Paulus, para anggota KKB sengaja mengganggu PT Freeport demi mendapatkan perhatian.
"Mereka menganggap sangatlah penting untuk menganggu perusahaan itu agar mendapat perhatian dari LSM-LSM internasional," katanya.
Tandi lantas bergabung dalam rombongan KKB Kali Kopi pimpinan Joni Botak dan Henky Wamang dan menuju Kuala Kencana.
Disanalah aksi penembakan karyawan PT Freeport terjadi pada 30 Maret lalu.
Usai menewaskan satu WNA, Satgas TNI-Polri mulai melakukan operasi penegakan hukum untuk memburunya.
Tandi bersamaManu Kogoya dinyatakan tewas dalam baku tembak dengan TNI-Polri di Jalan Trans Nabire, Jayanti, Distrik Iwaka, Mimika di sebuah rumah kayu pada (9/4) lalu.
Jenazah Tandi kemudian dimakamkan oleh keluarga, diiringi ucapan terimakasih dari pihak keluarga Tandi kepada aparat yang membawa kembali jasad sang kriminal.
Sebab, biasanya anggota KKB yang tewas jenazahnya dibiarkan begitu saja oleh kelompok mereka, dikutip dari Kompas.com.
Adapun dari penyergapan di rumah kayu itu, polisi berhasil mengamankan senjata-senjata yang selama ini mendukung aksi KKB Papua.
Seorang sekuriti PT. Freeport juga ditetapkan sebagai tersangka setelah ketahuan ikut membantu KKB Papua dengan meminjamkan rumah kayu miliknya. (*)