Sosok.ID - Mendengar kepergian musisi bertalenta, Glend Fredly tentu mengagetkan semua orang.
Termasuk saya juga bagian dari jutaan penikmat musik tanah air yang menyukai semua karya-karya apiknya.
Rabu (8/4/2020) malam, saya mencari tahu kebenaran informasi kepergian pelantun lagu Januari ini melalui rekan sesama wartawan.
Namun, sayangnya, keraguan saya pun terjawab.
Pria kelahiran Jakarta, 30 Januari 1975 ini meninggal lantaran penyakit radang selaput otak atau meningitis.
Kabar duka ini langsung membawa saya pada memori belasan tahun silam.
Tepatnya pada pertengahan tahun 2005 lalu.
Ketika itu, saya bertiga bersama kakak dan seorang keponakan akan pulang ke Jakarta setelah berlibur dari Yogyakarta.
Dengan menggunakan pesawat salah satu maskapai, saya duduk di kelas bisnis di baris kiri nomor dua dari depan.
Sementara kakak dan keponakan duduk di baris kanan juga di urutan kedua dari depan.
Setelah hampir semua penumpang masuk, tak lama kemudian ada rombongan yang baru datang dan langsung masuk ke pesawat.
Salah satu dari rombongan tersebut adalah Glenn Fredly.
Glenn langsung mengisi kursi kelas bisnis paling depan di baris kanan, seorang diri.
Sementara rombongan lainnya merasuk ke kelas ekonomi di area dalam.
Tak lama berselang, ada salah seorang penumpang lagi yang baru masuk ke pesawat.
Seorang laki-laki paruh baya.
Dengan kaki kirinya dibalut perban putih dari batas lutut ke bawah hingga ujung kaki.
Ia menggunakan kursi roda yang dibantu oleh kru dan pramugari untuk memasuki pesawat.
Untuk masuk ke kelas ekonomi, ia harus melewati kelas bisnis terlebih dahulu.
Namun, saat itu tampak kru dan pramugari tampak kesulitan mengurus bapak tua itu.
Lantaran kaki bapak yang tidak diketahui namanya itu, tak bisa berdiri dan berjalan tanpa kursi roda, untuk melewati lorong pesawat masuk ke kelas ekonomi.
Beberapa kru terlihat hilir mudik mengecek bagaimana agar si bapak ini masuk dan duduk di kelas ekonomi.
Tiba-tiba saat itu Glenn Fredly berdiri dan mempersilakan kru dan pramugari menempatkan si bapak di kursi bisnis yang ia duduki.
Ketika itu, suami dari Mutia Ayu tersebut tidak ada yang meminta atau memaksa, bahkan tanpa ada sorotan kamera apapun.
Glenn secara spontan memberikan kursi bisnisnya tersebut.
"(Duduk) Di sini aja, kursinya ditukar, bapaknya duduk sini (di kursi Glenn). Biar saya yang duduk di kursi bapaknya (di kelas ekonomi)," ujar Glenn.
Ucapan pencipta lagu Terserah itu pun langsung membuat kru menengok dan diam sekejap.
Mereka tampak heran seorang penumpang kelas bisnis yang merelakan kursinya ditempati orang lain yang harusnya duduk di kelas ekonomi.
Kru lantas mengikuti saran yang diberikan Glenn.
Bahkan Glenn turut membantu sang bapak untuk ditempatkan di kursi pesawat, dengan leg room yang lebih luas dibanding kelas ekonomi itu.
Kemudian, anggota Trio Lestari pun berjalan ke belakang menuju area kelas ekonomi.
Namun, tak sampai lima menit duduk di kursi ekonomi, ayah dari Gewa Atlanta Syamayim Latuihamallo ini dihampiri pramugari.
Glenn dipersilakan Glenn untuk kembali duduk di area bisnis.
Tapi bukan di tempat semula, melainkan di kursi baris kiri paling depan.
Tepatnya di depan kursi tempat saya duduk.
Ya, pengalaman ini memang menjadi pengalaman yang saya terus ingat hingga kini.
Bagaimana kebaikan mantan suami Dewi Sandra ini bukan hanya ada saat di hadapan kamera ataupun seremoni lainnya.
Kebaikan memang tercipta dari dalam hati seorang Glenn Fredly Deviano Latuihamallo.
Musisi yang setiap kali beratraksi di atas panggung, selalu memberikan pesan dan kesan mendalam bagi penontonnya.
Seperti lagu karyanya Kasih Putih, maka seputih itu pula kenangan yang tercipta untuk seorang maestro lagu romansa asal tanah Maluku ini.
Selamat jalan Bung Glenn.
Terima kasih untuk karya indah yang melekat dalam hati penikmat musik yang selalu merasa terwakilkan dalam setiap lirik lagumu. (Vini Rizki Amelia)
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul "Kisah Glenn Fredly, di Pesawat Relakan Tukar Kursi Bisnisnya untuk Pria Tua, Lalu Pindah ke Ekonomi"