"Mereka mandi hanya 3 kali," ujar serdadu AS itu.
"Sekali saat dilahirkan, sekali pas akan kawin dan sekali lagi jika sudah mati." ujar serdadu AS itu ketus sambil menghisap rokoknya.
Sampai ke Pusan nyatanya kekecewaan didapat oleh Mochtar Lubis.
Front pertempuran sudah menjauh ke Taegu, kini Pusan dipakai sebagai basis militer.
"Saban saat yang kelihatan cuma militer. Truk-truk yang lewat, serdadu-serdadu Korsel yang dilatih hujan atau tidak hujan."
"Kota Pusan ini amat tidak menarik hati. Tidak berwarna, basah," beber Mochtar Lubis.
Dirinya berpikir jika harus cepat-cepat cabut dari Pusan ke arah utara.
Hal ini lantaran front pertempuran sudah berpindah ke Taegu.
"Saya harus lekas pergi ke front. Di utara lebih banyak yang dapat diperiksa dan dilihat," kata Mochtar Lubis. (Seto Aji/Sosok.ID)