Sosok.id - Hingga kini masalah virus corona masih terus menghantui masyarakat di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) baru-baru ini menyarankan masyarakat untuk mencuci tangan setelah memegang uang kertas.
Melansir dari Daily Mail, hal tersebut berguna untuk mencegah penularan virus yang kini disebut dengan nama Covid-19 tersebut.
Sebab, virus corona dapat menempel di permukaan uang kertas yang kemudian dapat menular ke orang lain.
Baca Juga: Kabar Gembira! Pemerintah Tambah 4 Hari Libur untuk Tahun 2020, Benarkah Karena Wabah Virus Corona?
Untuk itu, para aktivis kini menyarankan untuk mengganti transaksi konvensional menjadi transaksi digital menggunakan uang digital.
Menyusul kabar tersebut, seorang wanita di China langsung dilanda kepanikan.
Melansir dari Asia One, wanita yang tak disebutkan identitasnya itu nekat memasukkan segepok uang kertasnya ke dalam microwave.
Bukannya tanpa maksud, wanita dari Jiangsu itu melakukan hal berisiko karena ingin mensterilisasi sendiri uang kertas miliknya.
Ia berharap, dengan memasukkan uangnya ke dalam pemanas makanan itu bisa membunuh virus corona yang mungkin menempel di permukaannya.
Tak main-main, jumlah uang yang dimasukkan ke dalam microwave tersebut berjumlah 3.125 yuan (sekitar Rp 6,5 juta).
Namun, satu menit setelah dimasukkan, tercium aroma terbakar dari alat dapur tersebut.
Seperti yang telah diduga, uang-uang tersebut gosong karena suhu panas yang dikeluarkan oleh microwave.
Tak mau rugi begitu saja, wanita itu kemudian pergi ke China CITIC Bank untuk menukarkan uangnya yang hampir hancur tersebut yang disambut dengan reaksi tak terduga.
Uang kertas yang sebagian besar bernilai 100 yuan itu rusak parah sehingga pihak bank kesulitan untuk mengenalinya.
Staf bank bahkan harus menghitung secara manual dan memeriksa satu per satu untuk memastikan uang tersebut asli atu tidak.
Selain itu, staf bank juga memerlukan waktu lama karena harus ekstra hati-hati saat memeriksa agar uang kertas tak hancur.
Walaupun khawatir, tapi wanita itu akhirnya berhasil mendapatkan kembali uangnya.
Adapun, juru bicara pihak bank mengatakan bahwa uang kertas yang didapat dari berbagai lembaga keuangan selama periode kritis tersebut sudah bersih.
Sejak Februari 2020, bank-bank di China telah melakukan disinfeksi pada uang kertas menggunakan sinar ultraviolet maupun dengan suhu tinggi.
Bahkan, uang-uang kertas tersebut juga telah dikarantina selama 14 hari sebelum diedarkan kembali ke publik.
Bank central negara tersebut juga mendesak bank untuk mengeluarkan uang kertas baru kepada pelanggan bila memungkinkan.
Cara terbaik untuk menghindari penyebaran virus corona adalah dengan rajin-rajin mencuci tangan setelah memegang uang kertas.
Hingga Senin (9/3/2020) jumlah kasus yang ditemukan di seluruh dunia sebanyak 109.609 kasus.
(*)